45 Gajah Tinggalkan TNWK

45 Gajah Tinggalkan TNWK
45 Gajah Tinggalkan TNWK

Namun, dari 25 ekor gajah liar tersebut, ada seekor yang sulit dihalau. Warga setempat mengenalnya dengan sebutan si Buntung, sebab ujung ekornya terputus. Seperti kemarin, gajah tersebut paling liar sehingga sulit dihalau. Karenanya, petugas polhut terpaksa menembak bius kaki si Buntung. Kemudian, dengan dibantu empat ekor gajah jinak, si Buntung dibawa ke dalam kawasan TNWK.  

Si Buntung adalah pemimpin kelompok gajah liar tersebut. "Gajah itu juga paling sulit dihalau dan yang menyerang Suprapto, petugas polhut pertengahan April lalu," jelas Supar.        

Di tempat yang sama, Humas TNWK Sukatmoko menyatakan, Balai TNWK telah mengajukan dana asuransi kematian bagi keluarga Sumarjo kepada Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan. "Saat ini, usul dana asuransi kematian bagi warga yang tewas akibat diserang gajah masih diproses," jelasnya. 

Untuk diketahui, selain sering merusak areal pertanian penduduk perbatasan, gajah liar TNWK juga kembali menyerang manusia. Sebagaimana dialami petugas Polhut Balai TNWK Suprapto, Kamis (14/4) pukul 01.00. Sebelumnya, puluhan gajah liar juga menyerang Sugianto dan Budiyono, warga Desa Tegalombo, Kecamatan Waybungur, Lamtim, 6 Agustus 2010. Satu bulan kemudian, tepatnya 5 September 2010, gajah liar menyerang warga Desa Tegalombo dan mengakibatkan  Sumarjo (60) tewas  dengan luka di bagian leher akibat tertembus gading gajah yang menyerangnya. (wid/c1/niz)

LAMPUNG- Perseteruan gajah liar dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan warga perbatasan kembali terjadi. Kali ini, rombongan gajah liar yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News