5 Hal soal Dugaan Mengudeta AHY dari Ketum Demokrat, Nomor 4 Ada SBY
"Sedangkan yang nonkader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami minta konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo," imbuhnya.
Dari pernyataan AHY dan juga respons dunia politik terkait itu, JPNN merangkum sejumlah hal, seperti di bawah ini.
1. AHY memperoleh informasi gerakan politik yang menggoyang kursinya tersebut dari laporan para pimpinan dan kader Demokrat yang merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat.
2. AHY telah mengirimkan surat secara resmi kepada Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi terkait kebenaran berita yang AHY terima.
3. Moeldoko, kepala staf presiden, disebut-sebut terkait dengan gerakan politik ini. Dua politikus Demokrat, Andi Arief dan Rachlan Nashidik pada akun Twitter mereka, menyinggung nama Moeldoko.
4. Satu hari sebelum AHY mengeluarkan pernyataan, mantan Ketum Partai Demokrat, ayah AHY, Susilo Bambang Yudhoyono bermain kata-kata di @SBYudhoyono.
"Bagi siapa pun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apa pun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu 'the good', 'the bad' & 'the ugly'. Kalau tidak bisa menjadi 'the good' janganlah menjadi 'the ugly'," twit SBY.
5. Moeldoko mengingatkan AHY untuk tidak menyeret Kepala Negara Joko Widodo.
Pernyataan AHY membuat dinamika politik nasional heboh. Kata kudeta atau mengudeta langsung ramai.
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hinca Demokrat: Kami Mendengar, Kasus Tom Lembong Sarat Balas Dendam Politik
- Peringati HKN 2024, Ibas Ajak Masyarakat Dukung dan Kawal Reformasi Kesehatan
- Penerapan MRPN Diyakini jadi Solusi Permasalahan Pembangunan Lintas Sektor