5 Kendala yang Mengadang Industri Kreatif
jpnn.com, SURABAYA - Neraca perdagangan antardaerah Jawa Timur mengalami surplus Rp 45,15 triliun pada triwulan pertama 2017.
Nominal itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 23,11 triliun.
Gubernur Provinsi Jawa Timur Soekarwo menyatakan, perdagangan antardaerah ditopang industri argo dan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di industri kreatif.
”Mulai batik, aksesori, bordir, hingga produk IT. Jadi, yang harus kami lakukan sekarang adalah berorientasi pada produk kreatif,” terangnya setelah pembukaan Pameran Batik Bordir & Aksesoris Fair ke-12 2017 di Grand City, Surabaya, Rabu (10/5).
Namun, sejumlah kendala memang dihadapi industri kreatif di Jatim.
Misalnya, skema pembiayaan, efisiensi industri, pemasaran, promosi, maupun packaging yang dianggap kurang menarik.
”Tugas pengusaha memastikan kualitas produk mereka baik. Pemerintah akan membantu skema pembiayaan murah melalui dana bergulir dengan bunga kredit enam persen lewat PT Bank Jatim maupun PT Bank UMKM,” imbuhnya.
Skema pembiyaan murah itu diharapkan dapat menekan biaya produksi sehingga harga produk terjangkau bagi konsumen.
Neraca perdagangan antardaerah Jawa Timur mengalami surplus Rp 45,15 triliun pada triwulan pertama 2017.
- Ini Upaya Bea Cukai Memperbaiki Pelayanan dan Pengawasan Sepanjang 2020-2024
- BRI Life & BRI Research Institute Realisasikan Komitmen Membantu UMKM
- Bea Cukai Tegaskan Dukung Perluasan Kawasan Industri PT Alliance di KEK Sei Mangkei
- Resmikan Hanggar Kawasan Berikat PT DSI, Ini Harapan Kepala Bea Cukai Morowali
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Berikan Izin Fasilitas PLB kepada PT Sanyo Trading Indonesia
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah