5 Kendala yang Mengadang Industri Kreatif
Kamis, 11 Mei 2017 – 15:25 WIB

Ilustrasi UMKM. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN
APBJ mencatat, permintaan batik di Jatim meningkat 10–20 persen per tahun selama tiga tahun terakhir.
Pihaknya juga tidak khawatir jika harus bersaing dengan kain bermotif batik impor.
Menurut dia, masyarakat sudah lebih teredukasi serta bisa memilih antara kain batik asli dan tekstil motif batik.
”Masyarakat mulai cerdas. Mereka lebih bangga dan gengsinya merasa terangkat jika bisa membeli batik tulis asal Indonesia daripada kain batik impor,” ungkapnya. (vir/c16/sof)
Neraca perdagangan antardaerah Jawa Timur mengalami surplus Rp 45,15 triliun pada triwulan pertama 2017.
Redaktur & Reporter : Ragil
BERITA TERKAIT
- Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan Bakal Jadi Bumerang Bagi Industri Mobilitas
- Feby Deru Ajak PIM Sumsel dan Tim Penggerak PKK Berkolaborasi dalam Kegiatan Sosial
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi
- Genjot Ekspor, Bea Cukai Beri Izin Kawasan Berikat kepada Produsen Tas di Jepara
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- PKSS Perkenalkan Contact Center 1500399 untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Bisnis