5 Penyebab Anak Putus Sekolah Selama Pandemi, ada Kecanduan Game Online
jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan, angka anak putus sekolah mengalami peningkatan.
Ini berdasarkan hasil pengawasannya sejak Januari 2021.
"Ada lima alasan yang menyebabkan anak putus sekolah, yaitu karena menikah, bekerja, menunggak Iuran SPP, kecanduan game online dan meninggal dunia," kata Retno di Jakarta, Minggu (7/3).
Adapun wilayah pantauan meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Provinsi DKI Jakarta.
Pemantauan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk Kota Bandung dan Cimahi, dan wawancara secara online dengan guru dan Kepala Sekolah jaringan guru Federasi Serikat guru Indonesia (FSGI).
Pemantauan dilakukan pada Februari 2021.
Retno mengatakan, pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama setahun, seharusnya pemerintah daerah bisa memetakan permasalahan pendidikan di wilayahnya, sehingga tidak ada peserta didik yang putus sekolah,.
"Namun faktanya, KPAI justru menemukan data-data lapangan yang menunjukan angka putus sekolah cukup tinggi, terutama menimpa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin," ujar Retno.
KPAI menemukan lima alasan peningkatan angka anak putus sekolah, salah satunya karena kecanduan main game online
- Resmi Meluncur, Game Ragnarok Classic Hadir dengan Fitur Terbaru
- Lapakgaming Battle Arena Siap Meramaikan Dunia Gamers Indonesia
- Cegah Anak Putus Sekolah, RK-Suswono Usung Program Pendidikan Dasar-Menengah Gratis
- 5 Berita Terpopuler: Menteri Ikut Bicara soal Kasus Guru Honorer Supriyani, KPAI juga Bergerak, Persaingan Keras
- Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi
- Kolaborasi Prabowo dan Ahmad Ali-AKA Solusi Tepat Atasi Anak Putus Sekolah di Sulteng