5 Risiko Hamil di Atas 35 Tahun
Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg. Sedangkan preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah, dan kebocoran protein melalui urine. Kedua kondisi ini biasanya baru muncul saat menginjak usia kehamilan 5 bulan atau lebih.
Hipertensi dan preeklamsia saat hamil bisa membahayakan ibu dan janin bila tidak ditangani dengan baik. Sang ibu bisa mengalami penurunan kesadaran dan kejang. Sementara janin bisa mengalami pertumbuhan yang terhambat, lahir dengan berat badan rendah, atau bahkan bisa meninggal di dalam kandungan.
3. Diabetes gestasional.
Diabetes gestasional merupakan kondisi peningkatan gula darah di atas normal yang terjadi karena kehamilan. Penyakit ini tidak bergejala, dan biasanya baru diketahui setelah ibu hamil melakukan pemeriksaan laboratorium tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Diabetes gestasional bisa membahayakan ibu dan janin. Pada ibu, penyakit ini meningkatkan risiko hipertensi dan preeklampsia. Sedangkan pada janin, diabetes gestasional bisa memicu kecacatan, keguguran, dan ukuran janin dalam kandungan terlalu besar (makrosomia).
4. Kecacatan janin.
Kehamilan di atas usia 35 tahun meningkatkan risiko adanya kelainan kromosom, yang mengakibatkan janin cacat. Studi yang dilakukan ACOG menyebutkan, satu dari 200 wanita yang hamil pada 35 tahun, dan satu dari 65 wanita yang hamil pada 40 tahun melahirkan bayi yang memiliki kecacatan.
5. Kehamilan kembar.
Namun karena berbagai alasan, tak sedikit wanita yang lebih memilih untuk hamil saat usianya sudah di atas 35 tahun. Jika ya, Anda tampaknya harus pikir lagi.
- Irish Bella Dikabarkam Hamil, Sahabat Beri Jawaban Begini
- Issa Xander Lebih Manja Semenjak Ibunya Hamil Lagi, Nikita Willy: Aku Senang Sih
- Ini Sosok yang Diduga Menyuruh Anak Nikita Mirzani Lakukan Aborsi
- Layanan IVF di Grup RS Siloam Bisa jadi Solusi untuk Memiliki Anak
- 5 Buah yang Meningkatkan Peluang Wanita untuk Bisa Hamil
- Bejat, Kakek AR Cabuli Penyandang Disabilitas hingga Hamil dan Melahirkan