5 Tahun Kerja, Anies Klaim Lakukan Upaya-Upaya Ini untuk Atasi Banjir

5 Tahun Kerja, Anies Klaim Lakukan Upaya-Upaya Ini untuk Atasi Banjir
Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Saat itu, curah hujan lebih rendah yakni 277 milimeter per hari, banjir baru surut dalam waktu 168 jam.

Dalam pengendalian banjir, Pemprov DKI Jakarta diungkapkan telah melakukan berbagai program yang tidak berorientasi pada betonisasi. Salah satunya, program Gerebek Lumpur di 5 wilayah kota, yakni kegiatan pengerukan yang dilakukan secara masif di danau, sungai, waduk di Jakarta.

Kegiatan ini untuk membantu mengurangi proses pendangkalan dengan mengerahkan alat berat berskala hingga 3 kali lipat dari kapasitas biasanya.

Selain itu, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta turut membuat kolam olakan air guna mengantisipasi dan menampung genangan air sementara di jalan raya saat hujan tiba, yang akan dialirkan ke sungai atau laut.

“Kami juga memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan atau drainase vertikal, mengimplementasikan Blue and Green, yaitu taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara, penyediaan alat pengukur curah hujan, dan perbaikan pompa,” jelas Anies.

Pemprov DKI Jakarta kini memiliki 475 unit pompa stasioner dan 429 unit pompa mobile. Kapasitas pompa ditingkatkan menjadi 54 persen dalam sepuluh tahun terakhir, yakni sebesar 129 meter kubik.

Anak buah Anies juga tengah fokus menuntaskan program 942 proyek, meliputi 9 polder (suatu sistem untuk menangani banjir rob yang terdiri dari kombinasi tanggul, kolam retensi dan pompa), 4 retensi air (waduk), dan 2 sungai.

Dengan rehabilitasi 9 polder, dapat menurunkan dampak banjir di dataran yang lebih rendah di Jakarta Utara, seperti Teluk Gong, Kelapa Gading, Muara Angke, dan lainnya.

Anies Baswedan menyebutkan telah mengupayakan sejumlah penanganan banjir selama lima tahun masa jabatannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News