50 Persen Kejahatan Terungkap Berkat CCTV

50 Persen Kejahatan Terungkap Berkat CCTV
LEBIH AMAN: Kampung Pagesangan Asri 3 dilengkapi 16 unit CCTV di sepanjang jalan. Kamera-kamera pengawas itu bisa diakses dari komputer rumah maupun handphone berbasis android. Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

Dia lalu menunjukkan contoh gambar yang secara visual hanya terlihat buram. Jika ada kejahatan di lokasi tersebut, pelakunya bakal sulit terdeteksi. Padahal, lokasi itu berada di pusat kota dan terdapat benda-benda bernilai tinggi yang bisa menjadi sasaran penjahat.

Meski begitu, tidak sembarang kamera CCTV bisa dipasang. Ada standar minimal yang harus diperhatikan. Takdir mencontohkan, untuk kamera outdoor, harus ada inframerah agar bisa menjangkau daerah yang objeknya minim cahaya. ”Kalau memakai kamera biasa, sama saja enggak terlihat,” ucapnya.

Inframerah yang digunakan bisa menambah pencahayaan di lokasi yang menjadi sasaran pengawasan. Dengan begitu, objek di depan kamera tetap bisa terlihat.

Menurut dia, sudah waktunya warga di perkampungan memasang kamera CCTV. Terutama gang-gang kecil. Sebab, pelaku curanmor sering beraksi di tempat kos dan permukiman penduduk. Dengan CCTV tersebut, setidaknya pelaku bisa berpikir ulang ketika akan beraksi.

Kalaupun sampai beraksi, penjahat bisa dengan mudah teridentifikasi. ”Karena pelakunya itu-itu saja. Kalau ada gambarannya saja, kami sudah bisa tahu pelakunya,” jelasnya.

Selain itu, penempatannya tidak bisa serampangan. Sebab, pelaku bisa saja melumpuhkan CCTV sebelum beraksi. Takdir menyarankan, lokasi kamera tersebut seharusnya tersembunyi. Pemilihan jenisnya juga harus tepat.

Salah satu kampung yang berhasil menekan angka kriminalitas berkat pemasangan CCTV adalah Perumahan Pagesangan Asri, persisnya di Kavling 3 RT 6, RW 3.

Ide untuk memasang CCTV itu dicetuskan Helmi Muhammad Noor, 42. Dia bercerita, pemasangan CCTV tersebut berawal dari kasus kemalingan yang sering terjadi di wilayahnya pada 2010. Dalam sebulan, pernah terjadi empat kali kasus pembobolan rumah. Padahal, perumahannya selalu dijaga satpam. ”Tetapi, masih saja kecolongan,” ujarnya.

MASIH ingat kasus perampokan rumah mewah di Surabaya Barat dengan kerugian miliaran rupiah dua tahun lalu? Pelakunya adalah penjahat antarpulau.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News