50 Warga Korsel Terjangkit Virus Corona, 1660 Dikarantina

50 Warga Korsel Terjangkit Virus Corona, 1660 Dikarantina
WASPADA: Petugas Bandara Hongkong memeriksa suhu tubuh penumpang dari Busan, Korea Selatan.(Reuters/Bobby Yip)

”Kami akan mengirimkan tim yang terdiri atas para pakar kesehatan ke Korsel. Nanti tim bekerja sama dengan tim pemerintah dalam mengumpulkan data dan informasi tentang MERS,” terang WHO.

Kwon mengatakan bahwa tim WHO akan tiba di Korsel pada awal pekan ini. Pemerintahan Presiden Park Geun-hye menyambut baik reaksi PBB tersebut.

Apalagi, dia sudah menuai banyak kritik terkait wabah MERS tersebut. Dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan perempuan 63 tahun itu turun 6 persen sejak MERS melanda Korsel. Masyarakat menganggap pemerintah terlalu lamban merespons MERS.

”Pemerintah sudah berusaha semaksimalnya untuk mencegah penularan virus tersebut. Saya harap rakyat bisa memercayai pemerintah dalam hal ini,” ujar Park yang mengunjungi rumah sakit tempat sebagian pasien dikarantina Jumat lalu.

Dia berharap kehadiran tim ahli WHO akan kembali menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

MERS memang bisa mengakibatkan kematian. Tapi, kemungkinannya tidak sampai 50 persen. ”Peluang kematian karena MERS adalah 30 persen sampai 40 persen,” tandas Nicolas Locker, pakar virus pada University of Surrey. Virus corona, lanjut dia, juga tidak akan membawa dampak yang fatal bagi orang sehat. Karena itu, sebaiknya masyarakat selalu sadar kebersihan dan menjaga kesehatan.

Pakar virus yang lain, Christopher Olsen, mengatakan bahwa wabah MERS di Korsel itu menjadi bukti betapa sempitnya dunia. ”Jika berbicara tentang penyakit menular yang dibawa virus, unsur geografis menjadi tidak penting. Sebab, virus bisa menyebar lintas benua,” ujar pria yang mengajar pada University of Wisconsin-Madison tersebut.

Para pakar virus yakin bahwa MERS tidak akan menyebar ke seluruh dunia semudah SARS. Sebab, sejak awal virus itu sudah terdeteksi. Itu tidak seperti kasus SARS yang menggemparkan dunia pada 2003. Sebab, awalnya virus pembawa sindrom pernapasan parah akut itu tidak dikenal. Faktor itulah yang membuat pakar-pakar sibuk dan media menggiring masyarakat pada ketakutan.

JPNN.com SEOUL – Sejak pertama terdeteksi pada 20 Mei lalu, sindrom pernapasan Timur Tengah alias MERS menjadi momok bagi masyarakat Korea

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News