5.000 Balita di Kota Bogor Menderita Stunting
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah mengatakan, angka stunting 5 persen di 2018 ini didapat dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) dengan sasaran 100.000 balita di Kota Bogor.
Stunting ini merupakan permasalahan kurang gizi pada balita yang membuat bayi pendek. Alias umur balita dibandingkan dengan tinggi badannya tidak sesuai. “Istilahnya bayi pendek karena perkembangan gizinya kurang maksimal,” katanya.
Ia menambahkan, stunting ini bisa dicegah sejak usia Remaja, Calon Pengantin, Ibu Hamil dan Balita dengan memberikan edukasi memperbaiki cakupan gizi.
“Kami punya inovasi Tanggap Leungitkeun Stunting (Talas) yang diterapkan di seluruh Posyandu Kota Bogor untuk mengecek gizi ibu hamil dan balita,” pungkasnya. (wil/b)
5.000 dari 100.000 balita di Kota Bogor, Jawa Barat, tercatat masih stunting atau gagal tumbuh.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Kebun Gizi, Solusi Berkelanjutan Atasi Stunting di Morowali Utara
- Dorong Solusi Nutrisi & Kesehatan, Danone SN Hasilkan 50 Riset Sepanjang 2024
- Mendagri Tito Ungkap Ada Program Stunting Anggarannya Rp 10 M, tetapi Sampai ke Rakyat Rp 2 M
- Salurkan 32.000 Telur untuk Ratusan Anak Terindikasi Stunting
- Menteri Kependudukan Petakan Daerah dengan Keluarga Berisiko Stunting
- JICT Bikin Terobosan Menekan Angka Stunting di Jakarta Utara