6 Anggota TNI Jadi Tersangka Mutilasi di Papua, CIDE Anggap Masalah Belum Selesai
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyebut penyelesaian kasus pembunuhan disertai mutilasi di Papua, seharusnya tidak dipandang ke sisi kasuistik saja.
"Sudah semestinya kasus ini tidak hanya diselesaikan dengan penghukuman terhadap mereka yang terlibat," ujar peraih doktor bidang pertahanan dari Cranfield University, Inggris itu melalui layanan pesan, Jumat (2/9).
Terlebih lagi, ada modus penjualan senjata api oleh para tersangka sebelum membunuh, lalu memutilasi korban di Papua.
Anton kemudian menyinggung laporan riset Aliansi Demokrasi Untuk Papua (ALDP) yang dilansir Juli 2022 yang membeber keterlibatan aparat keamanan dalam jejak jual beli senjata api (senpi) dan amunisi ilegal di Bumi Cenderawasih.
"Apalagi, selama ini Papua dikenal sebagai salah satu area ‘hotspot’ di Indonesia," kata
Menurut Anton, ada kecenderungan kasus jual beli senpi dan amunisi ilegal menjadi fenomena yang terus berulang apabila merujuk laporan ALDP.
"Artinya, pendekatan yang dilakukan masih belum efektif untuk mencegah insiden terjadi kembali serta tidak ada efek jera yang dihasilkan dari langkah yang telah diambil," ungkap Dosen Universitas Paramadina itu.
Anton pun menyebut Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ke depannya perlu merealisasikan evaluasi menyeluruh berkaitan gelar operasi di Papua.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyebut penyelesaian kasus pembunuhan disertai mutilasi di Papua
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang, TNI Kerahkan Pasukan
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Layanan Inklusif Taspen Menjangkau Peserta hingga Wilayah Terluar