6 Poin Pertemuan Persiapan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif
Organisasi-organisasi internasional itu juga diharapkan menjadi bagian kemajuan ekonomi kreatif di panggung global..
Organisasi itu tidak terbatas pada Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), World Trade Organization (WTO), Bank Dunia, maupun regional seperti ASEAN, APEC, dan Uni Eropa.
Poin kelima adalah para peserta menyerukan jaringan global, inisiatif, dan kemitraan.
Misalnya, World Economic Forum, Global Compact, Majelis Umum Mitra, G-20, C-40, Amerika Serikat, dan jaringan seperti Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA).
Poin terakhir adalah para peserta sepakat bahwa inklusivitas dan kemitraan merupakan kunci untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
Dalam pertemuan itu, para peserta menggarisbawahi kekayaan dan kualitas pertukaran serta pekerjaan.
Sebelumnya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, dalam sejarah dunia, tidak ada industri tunggal yang berkembang tanpa kerja sama antarnegara.
“Inilah yang mendasari Indonesia untuk menyelenggarakan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif yang bertujuan menciptakan efek kerja sama bola salju,” kata Triawan. (jos/jpnn)
Pertemuan persiapan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif di Bandung, Jawa Barat, 4-7 Desember 2017, melahirkan enam poin penting tentang industri kreatif.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Sribufest 2024 Jadi Ajang Apresiasi bagi Freelancer Penggerak Ekonomi Digital
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Raker dengan Manekraf, Novita Hardini Sebut Ekraf Bisa Jadi Ladang Pekerjaan Anak Muda
- Raker Komisi VII DPR, Menteri Teuku Riefky Ingin Ekraf Jadi Mesin Ekonomi Baru Indonesia
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim