60 Detik Mampu Tembakkan 3.000 Peluru

Amunisi kelas lima yang biasa digunakan untuk latihan adalah yang dua hari dalam oven sudah beraroma tidak sedap dan beratnya menyusut.
Proses uji amunisi memang terkesan ringkas. Namun, diperlukan ketelatenan dan ketelitian.
Maka, jangan heran apabila harus dicek berkali-kali untuk memastikan kemampuan amunisi yang diuji coba.
Berbeda dengan uji amunisi, rompi antipeluru dinyatakan lolos uji coba apabila mampu menahan peluru yang ditembakkan dari jarak tertentu. Proses ujinya mirip dalam lomba menembak.
Rompi antipeluru dibalutkan di backing material yang terbuat dari clay carolina.
Selain berfungsi sebagai pengganti tubuh, material itu punya peran untuk menentukan deformasi dalam uji rompi antipeluru.
’’Deformasi (berbentuk cekungan, Red) tidak boleh lebih dari 44 milimeter,’’ tegas Kepala Laboratorium Dislitbangad Letnan Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi.
Sesuai dengan standar internasional, ada lima level rompi antipeluru. Namun, TNI-AD hanya menggunakan dua level tertinggi. Yakni, level III-A dan level IV.
Dalam perang, yang utama bukan hanya kemampuan prajurit. Kemampuan senjata juga memegang peran vital.
- UI Tidak Undang TNI Hadir ke Acara Mahasiswa di Pusgiwa
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
- Diskusi UU TNI di Kampus, Pangdam I/BB: Kami Terbuka terhadap Kritik
- Bea Cukai dan TNI Memperkuat Sinergi Pengawasan yang Solid di Yogyakarta dan Nunukan
- Perkuat Sinergisitas, Panglima TNI Terima Kunjungan Ketua BPK RI
- Haidar Alwi: TNI-Polri Peringkat 5 Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia