60 Ribu ABK Asal Indonesia Jadi Korban Perbudakan di Korea dan Taiwan
jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Kasus praktik perbudakan tak hanya menimpa kepada anak buah kapal (ABK) asing, seperti yang terjadi di Benjina, Kepulauan Aru.
Nasib serupa juga dialami oleh ABK asal Indonesia yang bekerja di negeri orang.
Hal tersebut diungkap oleh Organisasi Konservasi Perikanan Dunia, Captain Siddarth Chakrawarty.
Menurutnya, ada puluhan ribu ABK Indonesia yang bernasib sama.
"Contoh eksploitasi yang terjadi di New Zealand. Di sana ada sekitar 60 ribu ABK Indonesia di atas kapal Korea dan Taiwan," ungkap Captain Siddarth di Kantor KKP, Jalan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (18/5).
Kebanyakan kata Captain Siddarth, para ABK tersebut rata-rata telah bekerja selama 3-4 tahun. Bahkan ABK asal Indonesia sering mendapatkan perlakukan kasar, seperti dipukuli.
"Mereka tidak dibayar padahal sudah bekerja 3-4 tahun. Mereka dipukul oleh kapten kapal asal Korea dan Taiwan itu," tuturnya.
Untuk mencegah lebih banyak lagi ABK asal Indonesia bernasib sama, ia menilai Indonesia perlu menjalin kerjasama dengan pihak International Police (Interpol).
"Kita harus buka mata terhadap IUU fishing, bukan hanya dari aspek perdagangan saja tapi kemanusiaan, makanya Indonesia perlu kerjasama dengan Interpol," tandasnya. (chi/jpnn)
JPNN.com JAKARTA - Kasus praktik perbudakan tak hanya menimpa kepada anak buah kapal (ABK) asing, seperti yang terjadi di Benjina, Kepulauan Aru.
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Prabowo Ingin Berguru dari China Cara Mengatasi Kemiskinan
- Inilah Misi Prabowo ke China, Ada soal Pemberantasan Kemiskinan
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich