6.000 Wisatawan 75 Negara Lintas Alam di Bali Interhash 2016

6.000 Wisatawan 75 Negara Lintas Alam di Bali Interhash 2016
Arief Yahya. Foto: dok/JPNN.com

"Even ini rutin digelar setiap dua tahun sekali. Skalanya internasional. Lokasinya selalu berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain. Tuan rumahnya ditentukan lewat bidding tahun lalu di Tiongkok. Dan Bali memenangkan bidding tersebut," paparnya.

Action cepat pun dilakukan. Dari penuturannya, Kemenpar saat ini sedang intens melakukan koordinasi di empat kabupaten dan satu kotamadya di Bali. Dari mulai rute, mobilisasi pelari, tenaga medis, marshal, instrumen perlombaan hingga akomodasi, semua sudah disiapkan.

Menpar Arief Yahya menilai interhash ini merupakan gabungan olahraga dan rekreasi, bukan sport tourism yang melombakan peserta  untuk mencari jawara atau prestasi tercepat. Lebih ke arah fun, hiburan, sambil berolahraga, menjelajahi alam. 

"Bali paling cocok untuk kegiatan seperti ini, karena 3A nya paling lengkap dibandingkan dengan daerah lain, karena pesertanya ribuan," kata Arief Yahya. 

Pertama, Bali aksesnya bisa ditempuh dari mana-mana dari seluruh benua, flight yang connect ke Ngurah Rai Airport sudah kuat. Baik dari Eropa-Amerika, Asia Pacific, Australia, sampai dari Afrika pun ada hub di Dubai, Doha dan Abu Dhabi yang selanjutnya direct ke Bali. "Hanya Bali dan Jakarta yang tidak ada problem dengan akses, karena ini menentukan," tutur Menpar.

Kedua, Bali juga sudah lengkap dengan semua amenitasnya. Hotel, cafe, resto, convention, transport lokal, penukaran uang, dan sebagainya. Ketiga, dari sisi atraksi? Bali juga gudangnya tempat yang alami, entah bernuansa gunung, pantai, sawah, ladang, hutan konservasi, danau dan lainnya. "Masyarakat Bali juga welcome dengan kegiatan yang mirip lintas alam itu," kata Arief Yahya. 

Banyak tempat di Indonesia yang menantang untuk cross country semacam ini. Tetapi tidak banyak yang lengkap 3A itu, sehingga bisa merepotkan peserta. "Jika sudah terkesan dengan aktivitas pertama ke Bali, tersentuh dengan budayanya, mereka berpotensi untuk datang kembali berwisata ke Indonesia," katanya.(*)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News