62 RW di Tambora Berstatus Rawan Kebakaran
Rabu, 22 Juni 2011 – 21:18 WIB
Belum lagi banyak dugaan kasus pencurian listrik. Itu terindikasi dengan banyak tempat usaha konveksi dengan banyak peralatan mesin listrik berdaya besar. "Namun anehnya, pemilik rumah hanya pelanggan listrik berdaya rendah. Berarti itu kan ada apa-apanya (mencuri)," ungkap alumni STPDN angkatan ketiga itu.
Dalam kondisi tertentu, panas itu menjadi percikan api yang bisa menyulut kebakaran. "Dari berbagai kasus kebakaran di Tambora sebanyak 90 persen diduga penyebabnya oleh korsleting listrik. Hanya 10 persen yang disebabkan non-listrik," terangnya.
Sementara itu, pembenahan hidran air di Jakarta juga masih berjalan lamban. Padahal, kondisi hidran yang ada sudah sangat memprihatinkan dan tak memadai lagi. Dari 1.424 unit hidran yang dimiliki, tercatat yang berfungsi hanya 759 unit. Sisanya sebanyak 665 unit rusak.
Akibatnya, petugas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) kerap mengalami kendala saat hendak melakukan pemadaman. "Kondisi hidran air di Jakarta mendesak dilakukan (perbaikan). Sebab, sudah tidak memungkinkan lagi mengandalkan hidran yang ada," kata Ida Mahmuda, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, kepada Indopos, kemarin (21/6).
JAKARTA - Kawasan Tambora, Jakarta Barat, kembali terbakar. Untungnya, si jago merah kali ini hanya melahap satu rumah di kawasan padat penduduk
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS