66 Persen Kurir dan Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ternyata Ini Alasannya

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 66 persen mayoritas kurir dan pengemudi ojek online (ojol) lebih menyukai bekerja kantoran.
Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Doktoral London School of Economic Yorga Permana, dengan melakukan survei kepada 1.000 orang kurir dan pengemudi ojek online di Jabodetabek sepanjang 2021-2022.
Menurut Yorga, setelah melakukan wawancara mendalam, sebagian besar dari mereka ingin berhenti mengemudi dan memilih bekerja di kantor dengan jam kerja normal, pagi hingga petang.
"Lingkungan pekerjaan yang buruk dan penghasilan yang tidak menentu menjadi alasan terbesar mereka," ujar Yorga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/2).
Penelitian tersebut juga menunjukkan hanya lima persen pengemudi ojek online yang sebelumnya bekerja sebagai driver ojek konvensional, sedangkan 49 persen merupakan karyawan kantoran.
Adapun selebihnya, merupakan pelajar, pengangguran, atau mereka yang sebelumnya bekerja di sektor informal lain.
“Artinya, aplikasi ojek online gagal mentransformasi pengemudi ojek konvensional. Sebab, kenyataannya pengemudi ojol ialah orang-orang yang sebelumnya memiliki pekerjaan tetap di kantor,” kata Yorga.
Yorga yang merupakan peneliti Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) mengungkapkan beragam kasus kecelakaan yang dialami pengemudi ojol.
Sebanyak 66 persen mayoritas kurir dan pengemudi ojek online (ojol) lebih menyukai bekerja kantoran.
- Menjelang Lebaran, Pak OSO & Kader Hanura Bagikan Ribuan Paket Sembako ke Warga
- 44 Mitra Ojol di Jateng Kaget Cuma Dapat BHR Rp 50 Ribu
- Flip Salurkan Bantuan Rp 100 Juta untuk Guru Mengaji di Pelosok Indonesia
- Driver Ojol Protes Dapat Bonus Rp50 Ribu, Wamenaker: Mereka Cuma Pekerja Sambilan
- Altair Dialogue Resmi Berdiri, Targetkan Jadi Rumah bagi Ribuan Streamer
- Sobat Aksi Ramadan 2025: 40 Relawan Pertamina Hadir Bersihkan Masjid di Jakarta Barat