66 Persen Kurir dan Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ternyata Ini Alasannya

Selanjutnya, faktor ketiga ialah munculnya pandemi. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang paling terdampak akibat pembatasan sosial.
Meskipun demikian, mereka cukup tertolong dengan meningkatnya pesanan makanan antar dan pengantaran barang, tetapi tetap saja penghasilan menurun.
"Sebanyak 90 persen pengemudi online mengalami penurunan penghasilan yang cukup signifikan selama pandemi. Mereka mengatakan dalam satu hari hanya mendapatkan 1 atau 2 pekerjaan walaupun aplikasinya terus menyala sepanjang waktu,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Yorga mendesak pemerintah menyusun regulasi formal hubungan kerja antara perusahaan platform digital dan para pengemudi ojek online.
“Tanpa adanya payung hukum yang jelas, perusahaan bisa seenaknya memperlakukan pengemudi dan bersembunyi di balik ilusi ‘kemitraan” ujar tegas Yorga.(mcr28/jpnn)
Sebanyak 66 persen mayoritas kurir dan pengemudi ojek online (ojol) lebih menyukai bekerja kantoran.
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Muzaki Kini Bisa Bayar Zakat dengan Mudah Lewat Platform Digital BAZNAS
- Adhome Bikin Akses Properti Lebih Mudah dan Transparan
- Menaker: Mudik Nyaman Panasonic Gobel, Bukti Kepedulian Dunia Usaha Kepada Pekerja
- Menjelang Lebaran, Pak OSO & Kader Hanura Bagikan Ribuan Paket Sembako ke Warga
- 44 Mitra Ojol di Jateng Kaget Cuma Dapat BHR Rp 50 Ribu
- Flip Salurkan Bantuan Rp 100 Juta untuk Guru Mengaji di Pelosok Indonesia