67 Anak Tewas Akibat Konflik Israel dan Palestina di Gaza
jpnn.com, GAZA - Organisasi Save the Children menyambut baik kabar gencatan senjata. Meski begitu, organisasi tersebut meminta negara-negara lain untuk memerhatikan dampak peperangan terhadap anak-anak.
Direktur Save the Children Palestina Jason Lee mengungkapkan sengitnya perang antara Israel dan Hamas dalam 11 hari terakhir menewaskan 65 anak-anak di Gaza dan dua di Israel.
"Mengakhiri pertempuran tidak berarti mengakhiri penderitaan anak-anak," kata Lee, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (21/5).
Menurutnya, anak-anak mengalami gangguan mental, emosi, dan fisik akibat peperangan tersebut.
"Langkah-langkah harus diambil untuk mencabut blokade yang selama ini menjadi penyebab tidak terpenuhinya hak-hak anak-anak di Gaza," lanjut Lee.
Untuk diketahui, kesepakatan antara Hamas dan Israel untuk melakukan gencatan senjata dimulai hari ini pada jam yang ditentukan oleh mediator Mesir.
Ribuan orang di Jalur Gaza dan di seluruh wilayah Palestina turun ke jalan untuk merayakan kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Menteri Kesehatan Gaza mencatatkan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka, akibat serangan udara yang terjadi selama pertempuran.
Organisasi Save the Children meminta negara-negara lain untuk memerhatikan dampak konflik Palestina-Israel di Gaza terhadap anak-anak.
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza
- Sekjen PBB Mengecam Keras Serangan Mematikan Israel di Gaza Utara
- Amerika Berjanji Tidak Akan Biarkan Israel Jadikan Lebanon seperti Gaza