67 Desa di Bogor Dilanda Kekeringan
jpnn.com - BOGOR - Tak kurang dari 67 desa di 15 kecamatan, di Kabupaten Bogor, kini dilanda kekeringan. Kondisi kering terjadi merata di wilayah barat, utara, dan timur Kabupaten Bogor, di antaranya Kecamatan Parung Panjang, Tenjo, Jasinga, Ciseeng, Jonggol, Dramaga, Cariu, dan Sukaraja.
Pantauan Radar Bogor di beberapa kawasan tersebut, kekeringan sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Seperti di Kecamatan Tenjo, sekitar 65 ribu warga dari sembilan desa harus mencari sumber air selain air tanah (sumur) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yani (22), warga RT 01/01, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, menuturkan sudah hampir satu bulan desanya mengalami krisis air bersih. Sumur miliknya kering kerontang, sehingga ia harus membeli air galon untuk keperluan minum dan MCK.
“Sudah biasa kekeringan di desa ini. Tahun lalu, sampai enam bulan kami tak menemukan air. Kalau untuk masak, saya beli air galon isi ulang,” kata perempuan beranak satu ini.
Eni (21), warga Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, juga mengalami nasib serupa. Ia bersama warga lainnya terpaksa membeli air ke desa tetangga. “(Jaraknya) Jauh, mesti ke desa seberang, terkadang suami saya menggunakan jeriken menggunakan motor,” katanya kepada Radar Bogor.
Sedangkan Ules (18), warga Kampung Bagoang, Desa Karisi, Kecamatan Jasinga, mengeluhkan sawah yang kini mengering, serta tak ada fasilitas MCK. “MCK sudah kering, sawah retak-retak tanahnya. Mau mandi harus jalan empat kilo dari rumah saya. Kalau sungai ini kering juga, terpaksa kami ke Sungai Sangiang Putra. Itu jaraknya hampir 10 km,” keluh Ules.
Sekretaris Kecamatan Tenjo, Hery membenarkan kondisi tersebut. Dia juga mengatakan bahwa Tenjo merupakan langganan bencana kekeringan setiap tahunnya.
“Ya, kekeringan di Kecamatan Tenjo terjadi di seluruh desa. Dan ini bencana musiman. Sama seperti banjir di Jakarta saja,” tuturnya.
Sementara itu, di wilayah timur Kabupaten Bogor, kekeringan memaksa warga mengantre pasokan air bersih bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Sedangkan untuk keperluan MCK, warga memanfaatkan air sungai, meski berwarna cokelat serta berbau busuk dari limbah-limbah pabrik. Pemandangan ini terlihat di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. “Air sumur kering, malah tertimbun tanah lagi,” tutur warga Kampung Warung Doyong, Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Eros (30).
Menurutnya, bantuan dari pemerintah dan pabrik di sekitar kampung tidak maksimal. Sebab, ada beberapa titik sumur yang sudah dibor tapi tidak ada sumber airnya. Sedangkan, tempat penampungan air yang dibuat oleh pemerintah belum diisi.
“Dulu sempat ada peneliti yang datang ke sini gara-gara sumur sudah dibor tapi tidak ada airnya. Penampungan juga belum diiisi air, sehingga kebanyakan warga yang dari kampung mana saja pasti ke sungai ini,” tandasnya.
Menanggapi ini, Camat Klapanunggal Asep Mulyana berjanji akan segera meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor untuk segera mengisi penampungan air. “Sudah ada beberapa titik (penampungan air), akan kami hubungi BPBD untuk minta bantuan air,” ucapnya.
Terpisah, BPBD Kabupaten Bogor mengaku telah proaktif dan bekerja sama dengan PDAM Tirta Kahuripan untuk mendistribusikan air bersih ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan. Kasi Kedaruratan BPBD Budi Aksomo menjelaskan, di wilayah timur, tepatnya di Kecamatan Jonggol, BPBD telah mendistribusikan 20.000 liter air untuk 2.000 kepala keluarga (KK).
Sedangkan untuk Kecamatan Babakan Madang, pendistribusian air bersih dipusatkan di Desa Bojong Koneng, tepatnya di Kampung Barungsang, Kampung Tapos, Kampung Bojongkoneng, dan Kampung Gunung Batu. “Di Babakan Madang kami distribusikan 5.000 liter air bersih untuk 807 KK,” paparnya.
Budi membenarkan di wilayah lain seperti Kecamatan Ciampea, Cibungbulang, Cariu, Cigudeg, Tenjo, Parungpanjang, Megamendung dan termasuk Cisarua tepatnya di Desa Kopo juga mengalami kekeringan. Pihaknya berjanji akan semaksimal mungkin mendistribusikan bantuan air bersih untuk membantu warga. “Semoga kekeringan ini tidak sedahsyat tahun 2012. Saat itu hampir separuh dari seluruh kecamatan di Kabupaten Bogor kami suplai air,” bebernya.
Langkah BPBD juga dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kecamatan Ciawi. UPT Ciawi merekayasa pembagian air dengan membuka dua pintu air di setiap bendungan yang berada di delapan kecamatan. Dengan begitu, kekeringan dapat tercegah dan tidak makin meluas.
“Kita harus membagi beberapa irigasi. Untuk itu, kita bekerja sama dengan kelompok tani Mitra Cai,” papar Kepala UPT Perairan Ciawi, Eka Sukarna.
Wakil Bupati Bogor Nurhayati menginstruksikan kepada seluruh aparatur pemerintahan, dari tingkat desa hingga kabupaten, untuk menyampaikan dan mengoordinasi informasi kekeringan di wilayah bumi Tegar Beriman. Nurhayanti juga telah menginstruksikan PDAM, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) untuk cepat mencari solusi kekeringan yang melanda warga Kabupaten Bogor.
“Kami butuh informasi situasi wilayahnya masing-masing. Jika ada kekeringan, kita sudah instruksikan khususnya melalui PDAM dan DKP untuk cepat mencari solusinya. Apa yang dialami dan dibutuhkan warga,” cetusnya kepada Radar Bogor, kemarin.(ind/rp8/rp13/rp4/rp5)
BOGOR - Tak kurang dari 67 desa di 15 kecamatan, di Kabupaten Bogor, kini dilanda kekeringan. Kondisi kering terjadi merata di wilayah barat, utara,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS