7 Desember Hari Pers Indonesia
Marco tak lain murid Tirto.
Diriwayatkan, Marco kecil sangat nakal dan lihai main pisau, apalagi pisau terbang.
Beranjak remaja, anak Cepu itu dititipkan ayahnya kepada T.A.S. pemimpin redaksi Medan Prijaji di Bandung.
Di tangan T.A.S., Marco yang tadinya tajam pisaunya, jadi tajam penanya.
Menelaah kalimat pembuka nekrologi Marco, mudah disimpulkan bahwa ketika berpulang, T.A.S. sudah terlupakan.
Dan memang begitu. "…sebuah kuburan di Manggadua, Batavia, yang sedikit pun tak berbeda dari kuburan-kuburan lain di sekitarnya, adalah tempat istirahat terakhir pekerja dan jurnalis ini…harian-harian pribumi tiada menyinggung lagi tentangnya," tulis J. Erkelens dalam Krant in Indonesie.
Lakon Pers
Apakah Tirto benar-benar terlupakan? Ini bukanlah ibarat air di daun keladi, kawan…
INI bukan sejarah Hari Pers Nasional yang merujuk lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ini kisah Hari Pers Indonesia yang mengusung lakon
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono