7 Fakta Kasus Guru Honorer Ganteng di Kediri Dimutilasi

7 Fakta Kasus Guru Honorer Ganteng di Kediri Dimutilasi
Budi Hartanto semasa masih hidup. Foto: DOK RADAR KEDIRI

Sebab, lanjut Barung, belum dipastikan kapan dan di mana korban dibunuh. ”Kita belum memastikan berapa lama korban sudah dalam kondisi meninggal,” ucapnya.

Tim identifikasi masih memeriksa luka sayatan di tubuh korban. Itu dilakukan untuk memastikan waktu meninggalnya korban. ”Terkait penjelasan motif, itu nanti kami ekspose secara utuh ketika pelakunya sudah diketahui,” tuturnya.

Keempat, polisi belum bisa memastikan jumlah pelaku yang menghabisi nyawa korban. Namun diduga, pembunuhan itu dilakukan lebih dari satu orang. Ada indikasi bahwa perbuatan tersebut dilakukan secara berkelompok.

Paman Budi, Nasukan Sogleng, mengatakan bahwa keluarganya begitu tersentak saat menerima telepon dari Polres Blitar. Kebetulan Hamidah, ibu korban, yang menerima telepon. Sontak, sang ibu jatuh pingsan. Apalagi dari informasi yang dia terima, anak pertamanya itu meninggal dalam keadaan mengenaskan.

Kelima, berdasar keterangan Sogleng, saat pergi, Budi diketahui membawa tas laptop. Tas tersebut juga berisi uang tunai. Hanya, jumlah uang yang dibawa korban hingga kemarin belum bisa dipastikan.

Keenam, sebelum dinyatakan menghilang pada Selasa, handphone Budi sempat aktif hingga pukul 22.50. Namun setelah itu, Budi seperti menghilang. Di grup-grup WA yang dia ikuti, nomor tersebut tidak aktif lagi.

Ketujuh, kondisi kedai kopi milik korban di area GOR Jayabaya. Menurut paman korban, kondisi kedai kopi yang dilengkapi arena bermain biliar itu porak-poranda.

Sementara itu, tadi malam sekitar pukul 23.00, jenazah Budi Hartanto dibawa ke rumah duka. Walaupun kondisi mayat masih tanpa kepala, penguburan rencananya langsung dilakukan di pemakaman setempat. (adi/c6/git)


Polisi masih berupaya menguak kasus mutilasi terhadap Budi Hartanto, guru honorer di SDN Banjarmlati 2, Kediri, jasadnya ditemukan di Blitar.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News