7 Fakta Penerapan Belajar di Rumah yang Perlu Diperhatikan Para Guru

7 Fakta Penerapan Belajar di Rumah yang Perlu Diperhatikan Para Guru
Salah satu siswa Sekolah Pribadi Depok belajar daring di rumah. Foto: I stimewa for JPNN.com

Pengaduan terkait penugasan adalah pengaduan yang tertinggi, hampir 70% pengadu menyampaikan betapa beratnya penugasan-penugasan yang diberikan setiap harinya oleh para guru, dan waktu yang diberikan untuk mengerjakan juga sangat pendek.

Siswa SMA/SMK banyak yang ditugaskan menulis esai hampir di semua bidang studi. Ada siswa SMP yang pada hari kedua PJJ sudah mengerjakan 250 soal dari gurunya.

Ada siswa SD di Bekasi yang diminta mengarang lagu tentang corona. Dinyanyikan disertai music dan harus divideokan.

2. Banyak tugas merangkum bab dan menyalin soal di buku

Retno mengatakan, tugas yang paling tidak disukai anak-anak merangkum bab materi dan menyalin soal di buku cetak. Ada guru di jenjang SMP dan SMAselalu yang memberikan tugas merangkum bab baru setiap jam pelajarannya tiba.

Ada siswa SD yang mendapat tugas menyalin 83 halaman buku cetak sebagai bentuk penugasan dari gurunya. Selain itu, siswa SD kelas 4 ditugaskan untuk menuliskan bacaan salat, mulai dari bahasa Indonesianya, bahasa latinnya dan bahasa Arabnya, padahal semuanya ada di buku cetak.

Banyak siswa yang mengaku mendapat tugas menjawab soal, tetapi harus dituliskan soalnya padahal ada di buku cetak mereka.

3. Jam belajar kaku seperti jam sekolah normal.

KPAI menerima ratusan pengaduan terkait pelaksanaan Belajar di Rumah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News