7 Fakta Penerapan Belajar di Rumah yang Perlu Diperhatikan Para Guru

7 Fakta Penerapan Belajar di Rumah yang Perlu Diperhatikan Para Guru
Salah satu siswa Sekolah Pribadi Depok belajar daring di rumah. Foto: I stimewa for JPNN.com

Masalah sinyal juga menjadi kendala di beberapa daerah yang berbukit-bukit, akibatnya ada siswa yang setiap hari harus berjalan 10 KM untuk mendapatkan signal dan wifi.

6. Masih adanya aktivitas siswa dan guru di sekolah, padahal seharusnya belajar dari rumah.

Pada awal penerapan kebijakan belajar dari rumah, KPAI menerima 3 pengaduan (DKI Jakarta, Kota Bekasi dan Palangkaraya) yang menyatakan bahwa sekolah anaknya belum libur, padahal pemerintah daerahnya memutuskan meliburkan sekolah.

Ketiganya sekolah swasta di jenjang SD. Pada minggu kedua KPAI menerima pengaduan ada SD swasta di Kabupaten Bogor meliburkan sekolah tetapi tetap melayani les/privat di sekolah.

7. Penolakan membayar biaya SPP bulanan secara penuh karena siswa belajar dari rumah bersama orang tua.

Retno mengungkapkan, menjelang minggu ke-4 kebijakan belajar dari rumah, ada beberapa pengaduan siswa sekolah swasta yang menyatakan keberatan membayar uang iuran sekolah/SPP secara penuh.

Sebab, tidak ada aktivitas pembelajaran di sekolah dan banyak orang tua mengalami masalah ekonomi pascaperpanjangan masa belajar dan bekerja dari rumah.

Bahkan, orang tua siswa yang pengusaha pun turut terpukul secara ekonomi sehingga memiliki masalah finansial. (esy/jpnn)

KPAI menerima ratusan pengaduan terkait pelaksanaan Belajar di Rumah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News