7 Organisasi Sesalkan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035
Lovely B selaku sekjen Asosiasi Sekolah Rumah/Home Schooling (Asah Pena) menyoroti tidak adanya perhatian yang cukup terhadap pendidikan non-formal dan informal dalam naskah PJP tersebut.
Selama ini, pendidikan nonformal dianggap sebagai tumpahannya formal.
"Sekarang paradigma itu sudah bergeser. Nonformal bukan lagi tumpahan, tetapi pilihan, dan ini harus diakomodasi bukan diperlawankan,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan perwakilan dari Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (PLKP) dan Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (HIPKI).
Sementara itu, Gufroni Sakaril selaku Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) berharap pendidikan inklusi bisa memiliki rencana strategis yang jelas.
Penyandang disabilitas memiliki kondisi yang berbeda-beda. Mereka juga punya potensi yang besar untuk bangsa.
"Saya harap sistem pendidikan bisa juga bisa melakukan ini, dengan mempertimbangkan perbedaan keadaan para penyandang disabilitas,” jelas Gufroni.
Pendapat Gufroni itu juga didukung perwakilan Perkumpulan Orang Tua Penyandang Disabilitas (PORTADIN). (esy/jpnn)
Tujuh organisasi pendidikan menyesalkan konsep peta jalan pendidikan nasional 2020-2035
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Menteri PPPA: Intervensi kepada Anak Usia Dini Memutus Mata Rantai Kemiskinan
- UNICEF Mengapresiasi Program PAUD Pemerintah, Ada Sejumlah Tantangan
- Global Sevilla School Tanamkan Karakter Positif Anak Lewat Mindfulness
- Tingkatkan Kualitas PAUD, Disdik Palembang Luncurkan Aplikasi Tersinergi
- Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, Begini Harapannya
- MilkLife Athletics Challenge 2024: MI NU Baitul Mukminin & SD 4 Jekulo Raih Gelar Juara Umum