7 Warga Positif HIV AIDS
Jumat, 23 November 2012 – 12:10 WIB
Para PSK memasang tarif Rp150-200 ribu/short time dan Rp500 ribu/long time. Dari keterangan beberapa pemilik kafe dan PSK, setiap bulan ada oknum polisi yang minta setoran yang mengatasnamankan institusi kepolisian. ” Tapi kami tidak tahu setoran itu untuk kapolsek atau kapolres. Setiap PSK Rp150 ribu. Setoran itu diambil setiap awal bulan,” kata salah satu PSK berinisial Pr (19) yang bekerja di salah satu kafe di wilayah teluk Gelam.
Baca Juga:
Salah satu pemilik kafe berinisial MD mengaku, setoran yang mereka berikan kepada oknum aparat totalnya Rp750 ribu/kafe diluar PSK. “Itulah sebabnya mengapa kami jarang sekali dirazia, kalaupun akan ada razia, kami diberi tahu terlebih dahulu. Kami bisa tutup duluan,” ujarnya kemarin malam (20/11).
Ketua Forum Pondok Pesantren (Forpess) OKI, Yuris Palimbani AHM yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Tauhidil Muchlisin mengaku prihatin dengan masih marak beroperasinya warung remang-remang di wilayah Kabupaten OKI. Ke depan, pihaknya bakal melakukan penyuluhan kepada setiap pimpinan ponpes untuk bersama-sama mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS dan narkoba.
“Kami juga mengharapkan pihak terkait seperti Polres OKI, Polsek dan Satpol PP untuk cepat bertindak. Dengan demikian, permasalahan ini tidak semakin rumit. Apalagi diketahui akibat dari berkembangnya tempat hiburan itu bisa menyebabkan banyaknya penderita HIV/AIDS,” tegasnya.(hak/lia/ce3)
KAYUAGUNG – Warung esek-esek di sepanjang jalan Lintas timur (Jalintim) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kian menjamur. Tujuh Pekerja Seks
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Puluhan Rumah di Palabuhanratu Sukabumi Rusak Akibat Abrasi Pantai
- 391 Peserta Ikuti SKB CPNS Kota Bengkulu
- Menjelang Nataru, Polda Lampung Gelar Operasi Lilin Krakatau 2024
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- Pengamanan Nataru, Polres Banyuasin Kerahkan 304 Personel Gabungan
- Jalur Puncak Bogor Malam Tahun Baru Ditutup untuk Kendaraan