7 Warga Tegal Korban Ledakan Pabrik Petasan, 3 Hilang
Dia mengaku pertama kali mendapat kabar pabrik pembuatan kembang api tempat ketiga anaknya bekerja meledak Kamis (26/10) sekitar pukul 11.00.
Dia mendapat kabar dari Luri, warga Balaradin yang juga bekerja di pabrik yang sama dan berhasil menyelamatkan diri.
Kabar tersebut sontak membuat Rojianto dan anggota keluarga lainnya kaget.
“Dapat kabar katanya pabrik tempat bekerja meledak dan dua anak saya sudah berada di rumah sakit. Sorenya istri saya langsung berangkat ke Jakarta untuk memastikan kabar itu. Ternyata benar,” ucap Rojianto.
Dia menuturkan, ketiganya baru sekitar dua bulan bekerja di pabrik petasan itu. Namun sebelumnya, Neri dan Deni sudah lebih dulu bekerja di pabrik pembuatan petasan lainnya selama sekitar tiga tahun dan dua tahun.
“Neri dan Deni sebelumnya kerja di pabrik petasan banting. Terus dioper ke pabrik yang meledak. Pemiliknya sama. Setelah itu Anggi ikut kerja di situ karena diajak,” tuturnya.
Menurut dia, terakhir kali berkomunikasi dengan ketiga anaknya pada Selasa (24/10). Dalam komunikasi melalui telepon seluler itu, mereka mengabarkan dalam kondisi sehat. “Hanya Deni yang bilang katanya mau pulang, mau ngambil motor,” ungkapnya.
Rojianto dan keluarga masih menunggu kabar pasti terkait nasib Muhammad Taenari. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini hingga kini masih belum ditemukan. “Sampai sekarang belum ada kabar,” tutupnya. (far/yer/fat)
Dari tujuh orang yang menjadi korban, dua mengalami luka bakar hingga 80 persen, dua orang mengalami luka bakar ringan, dan tiga lainnya belum jelas nasibnya.
- Lantik Sekda Kota Tegal Jadi Pj Wali Kota, Nana Sudjana Ingatkan Amanah
- Pedagang Pasar di Tegal Ramai-Ramai Dukung Cagub Sudaryono, Ini Alasannya
- Anies Janji Perbaiki Tata Niaga Pangan Demi Kesejahteraan Petani, Gus Imin Berantas Mafia Pupuk
- Anies Akan Sejahterakan Petani dan Jaga Stabilitas Harga Pangan
- Ibu Rumah Tangga Pamer ke Ganjar: Anak Saya Lulusan SMKN Jateng, Sekarang jadi Tentara, Pak
- Tak Bisa Nonton Debat Cawapres, Kaesang Dukung Gibran dengan Doa