70 Persen Kedelai Harus Impor

70 Persen Kedelai Harus Impor
70 Persen Kedelai Harus Impor
JAKARTA--Selain soal harga, pasokan kedelai masih menjadi hal yang dikhawatirkan para pembuat tahu dan tempe. Produksi nasional hanya cukup memenuhi 30 persen dari kebutuhan. Kedelai impor pun menjadi tumpuan pembuat tahu tempe.

Rabu (20/2) Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengunjungi salah satu sentra perajin kedelai di Semanan, Jakarta Barat. Di acara kunjungan tersebut, Gita bertemu dengan 250 pembuat tempe yang mewakili 900 perajin binaan Perkampungan Industri Kecil Kopti Semanan. Dalam pertemuan itu, banyak perajin yang mengeluhkan pasokan dan harga kedelai.

Hartono, salah seorang perajin, mengungkapkan bahwa hampir semua kebutuhan bahan baku kedelai diperoleh dari impor. Dia kurang setuju jika pemerintah berencana mengurangi impor kedelai. Dia juga menilai bahwa data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) tidak sesuai dengan yang ada di lapangan.

"BPS mengatakan, produksi kedelai nasional 850 ribu ton. Tapi, menurut saya, hanya sekitar 50 ribu ton. Jika impor dikurangi, mau pakai bahan baku apa kami?" terangnya di acara kunjungan kerja menteri itu. Dia mengimbau kepada pemerintah untuk mempersiapkan produksi kedelai lokal dahulu, lalu memutuskan menekan impor kedelai.

JAKARTA--Selain soal harga, pasokan kedelai masih menjadi hal yang dikhawatirkan para pembuat tahu dan tempe. Produksi nasional hanya cukup memenuhi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News