70 Tahun Bom Hiroshima: Bukan Kekalahan Jepang Tapi Kejahatan Perang

Dalam hanya satu malam, 100.000 warga sipil tewas di Tokyo.
Direktur Studi Asia di Universitas Temple University, Tokyo, Jeffery Kingston, mengatakan, bom itu tak memiliki dampak yang diharapkan Amerika.
"Jika Anda melihatnya dari perspektif militer Jepang, Tak ada perbedaan besar apakah orang mati dari bom biasa atau bom atom ... itu hanya dipandang sebagai kehancuran dua pusat kota,” utaranya.
Bom atom mungkin berperan dalam mencegah invasi darat yang berdarah dan membuat ribuan warga Amerika tetap hidup, tapi sejarawan seperti Dr Jeffery mengatakan, bom itu juga bermakna pesan kepada Soviet.
"Kami memiliki senjata baru yang luar biasa ini, kami memiliki monopoli atasnya dan kami akan muncul sebagai negara adidaya terkuat. Artinya, itu adalah salvo pembukaan Perang Dingin," sebutnya.
Dunia berubah selamanya ketika pesawat AS menjatuhkan bom atom pertama di kota Jepang, Hiroshima, 70 tahun yang lalu. Bagi warga Jepang dan sejarawan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia