70 Tahun Hubungan Indonesia-Australia yang Penuh Kesalahpahaman
Meski tuntutan Papua untuk merdeka dan konflik Timor-Leste dianggap memiliki kemiripan, Australia memilih diam soal Papua.
Sikap Australia dapat ditelusuri kembali dari Perjanjian Lombok yang ditandatangani pada 2006, setahun setelah 43 warga Papua Barat tiba di Australia mencari suaka dan diberi visa perlindungan.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa kedua negara tidak akan ikut campur dalam urusan internal, menghormati kedaulatan satu sama lain, serta tidak mendukung tindakan "separatis".
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak warga Indonesia marah dengan liputan media Australia tentang Papua Barat.
Mereka menyebut banyak laporan dari Australia "sepihak", terutama karena menyediakan platform bagi pengacara hak asasi manusia Veronica Koman, yang dituduh di Indonesia sebagai "provokator".
Sebuah keputusan oleh dewan kota di Sydney untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora milik Papua Barat awal Desember lalu juga menimbulkan kontroversi.
Konsulat Jenderal Indonesia di Sydney mengatakan pengibaran itu malah bisa "disalah diartikan sebagai Papua Merdeka didukung Pemerintah Australia".
Ketahanan hubungan diuji 'di era baru'
Video: Video: Unjuk rasa yang meluas meminta Suharto turun dari jabatannya sebagai presiden di tahun 1998. (ABC News)
Read in EnglishAustralia seringkali menganggap Indonesia sebagai tetangga paling penting dan sekutu paling strategis
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing