73,3 Persen Pemilih Harapkan Tokoh Muda jadi Capres

jpnn.com - JAKARTA -- Jelang Pilpres tahun ini, sekitar 73,3 persen pemilih muda mengharapkan capres dan cawapres nantinya adalah tokoh muda.

Hal ini berdasarkan hasil survei dari lembaga Political Communication (PolcoMM) Institute pada 1200 responden di 33 ibukota provinsi di Indonesia.

"Alasannya adalah tokoh muda dianggap lebih cerdas. Mereka bosan dengan tokoh lama. Tokoh muda dinilai lebih semangat dan produktif, terutama ingin perubahan dalam politik," ujar Direktur Eksekutif PolcoMM Heri Budianto dalam jumpa pers hasil surveinya di Jakarta Pusat, Minggu, (9/3).

Dari jumlah itu, kata dia, sebanyak 5,3 persen responden menjawab tidak pada tokoh muda. Sementara itu 10,7 persen responden menjawab belum pantas tokoh muda menjadi capres karena belum berpengalaman, perlu banyak belajar dan emosi belum stabil.

Sedangkan 10,7 persen responden menjawab tidak tahu atas pertanyaan layak tidaknya tokoh muda menjadi capres dan cawapres.

Menurut Heri responden juga memiliki klasifikasi usia tokoh muda yang layak menjadi capres. Sebanyak 48 persen responden menyebut usia layak tokoh muda jadi capres adalah antara usia 46-50 tahun. Sedangkan yang menjawab rentang umur 50 tahun-55 tahun sebanyak 34,2 persen. Disusul 16,9 persen menjawab usia 40-45 tahun yang layak menjadi capres.

Menurut Pakar Komunikasi Politik dari UPH Emrus Sihombing adanya keinginan tokoh capres muda ini karena masyarakat melihat tokoh muda lebih dinamis. Sedangkan tokoh-tokoh tua dianggap sudah terikat secara politik dengan banyak pihak dan memiliki hutang politik.

"Orangtua hanya pikir status quo, bagaimana mempertahankan kekuasaan karena banyak hutang dan ikatan politik. Berbeda dengan tokoh muda, dia lebih bebas dan berani memimpin karena dia tidak terikat dalam dunia politik lama," kata Emrus.