75 Persen Perusahaan Pernah Terkena Ransomware, Setengah Data Disandera Peretas

75 Persen Perusahaan Pernah Terkena Ransomware, Setengah Data Disandera Peretas
Media briefing peluncuran Veeam Cyber Secure untuk pasar Indonesia. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Serangan peretas dewasa ini makin marak, sangat bervariasi dan canggih, mencerminkan kemajuan teknologi serta adaptasi taktik oleh pelakunya.

Salah satunya ialah dengan menanamkan ransomware yang dampaknya sangat merusak karena dapat menyebabkan hilangnya data penting, gangguan operasional, dan kerugian finansial yang signifikan.

“Dalam riset strategis yang kami lakukan, kami menemukan bahwa 75% perusahaan mengalami serangan ransomware paling tidak sekali dalam setahun, dan dalam setiap serangan tersebut, sekitar setengah dari data perusahaan yang menjadi korban disandera," kata Chua Chee Pin, Vice President, Veeam Southeast Asia and Korea dalam media briefing di Jakarta, Rabu (7/8).

Dia menjelaskan meskipun best practices dan teknologi telah meningkat dan bisa menghilangkan risiko ransomware, tetapi, jumlah perusahaan yang bisa pulih tanpa membayar terus menurun. Kini kurang dari satu dari enam perusahaan bisa mengeklaim bahwa mereka berhasil melawan penyerang, memulihkan data mereka, dan menolak memenuhi permintaan penyerang. 

Hal itu merujuk pada temuan dalam Veeam 2024 Ransomware Trends Report.

"Bahkan, bagi 80% dari korban di Asia Pasifik dan Jepang yang membayar tebusan hanya setengah dari mereka yang bisa memulihkan data," ucapnya.

Merujuk hal itu, Veeam®? Software, pemimpin di segmen Data Resilience berdasarkan pangsa pasar, meluncurkan Veeam Cyber Secure untuk pasar Indonesia.

Program ini menggabungkan teknologi khusus dengan tim ahli untuk membantu berbagai perusahaan bersiap menghadapi, melindungi diri dan pulih dari ransomware.

Sedikitnya 75 persen perusahaan pernah terkena ransomware, setengah datanya pun disandera peretas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News