75 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau Akibat Angin Kencang

75 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau Akibat Angin Kencang
Bangkai ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Hingga Minggu (19/1) sudah 75 ton ikan mati di danau itu akibat angin kencang sejak satu pekan tetakhir. (ANTARA/ HO-Penyuluh Agam).

jpnn.com - LUBUK BASUNG - Jumlah ikan mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus bertambah. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam mencatat, kematian ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau bertambah menjadi 50 ton, sehingga total menjadi 75 ton, akibat angin kencang melanda daerah itu sejak Minggu (12/1).

"Ini berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan lapangan dari petani keramba jaring apung di danau vulkanik, Minggu (19/1)," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira didampingi Penyuluh Perikanan Lapangan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Asrul Deni Putra di Lubuk Basung, Minggu (19/1).

Dia mengatakan 50 ton ikan itu tersebar di Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Sabtu (18/1). Sebanyak 50 ton ikan dengan jenis nila dengan berbagai ukuran itu milik beberapa petani keramba jaring ikan dari puluhan petak keramba jaring apung. "Ini data terakhir dan kami terus melakukan pendataan di lapangan," katanya.

Dia menambahkan, sebelumnya ada sekitar 25 ton ikan mati di Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang milik 12 petani, Senin (13/1).

Ikan ini mati akibat angin kencang melanda daerah itu pada Minggu (12/1) sore, sehingga terjadi pembalikan air dari dasar ke permukaan danau. Dengan kondisi itu, oksigen berkurang di dasar danau vulkanik tersebut dan ikan mengalami pusing.

Pada Senin (13/1), tambahnya, ikan mati dan mengapung ke permukaan danau. "Bangkai ikan mengapung ke permukaan dan beberapa hari kematian ikan di Bayur, kematian ikan melanda Nagari Tanjung Sani," katanya.

Dia mengajak petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau, sehingga mengakibatkan pencemaran air danau. Namun, petani diminta untuk mengumpulkan dan menguburkan ikan, sehingga air danau tidak tercemar. "Saya mengajak petani untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," katanya.

Dia mengakui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam telah membuat surat dengan Nomor 500.5.3.3/435/DKPP/2024 perihal prediksi cuaca ekstrem dan upaya pencegahan kematian ikan di Danau Maninjau.

Sebanyak 75 ton ikan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumbar, mati akibat angin kencang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News