8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus

8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus
Wakil Direktur Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) Dany Amrul Ichdan dan Ketua IAGL-ITB Abdul Bari. Foto: Source for JPNN.com.

Menurut dia, kebijakan peningkatan multiplier effect, antara lain, harga gas  untuk pupuk dan industri petrokimia, meningkatkan daya tarik investasi baik dari rezim izin maupun kontrak, serta aspek kebijakan fiskal peningkatan produksi migas dalam jangka pendek.  "Hal ini untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan ketahanan nasional,” kata dia dalam keterangan yang sama.

Menurut dia, kegiatan perlu dipetakan dan difokuskan pada peningkatan produksi dan lifting migas, khususnya minyak bumi, dalam jangka pendek antara 1-2 tahun.  Selain itu, kegiatan-kegiatan eksplorasi dalam lima tahun terakhir perlu dievaluasi dan dioptimalisasi untuk mendapatkan target-target yang realistis.

Dia menambahkan bahwa dalam  sektor mineral, kebutuhan hilirisasi  terus didorong dan ditingkatkan untuk mendorong optimalisasi pertambahan nilai.  "Di samping itu, pembangunan infrastruktur sampai daerah-daerah terpencil, terutama daerah yang memiliki cadangan energi dan minerba besar, sehingga meningkatkan upaya eksplorasi serta produksi energi dan minerba nasional," ungkapnya.

Bari menambahkan rekomendasi ketiga ialah digitalisasi dan integrasi data geologi yang mudah diakses untuk mendukung eksplorasi efektif. “Kebijakan pengunaan data yang dapat mendorong investasi, serta modernisasi, integrasi dan digitalisasi data yang bisa diakses untuk riset dan industri,” ucapnya.

Bari melanjutkan rekomendasi keempat ialah simplifikasi perizinan dengan menerapkan kebijakan izin yang lebih sederhana dan efisien tanpa mengurangi aspek pengawasan. Rekomendasi kelima ialah soal pengembangan teknologi yang dilakukan dengan meningkatkan investasi dalam teknologi eksplorasi  dan produksi yang lebih modern dan efisien. Kemudian, peningkatan riset-riset untuk membuka potensi-potensi eksplorasi dan eksploitasi terutama di daerah-daerah terpencil.

Selain itu, perlu adanya jaminan aspek keamanan wilayah yang berpotensi besar untuk eksplorasi sumber daya energi dan mineral, serta pembangunan infrastruktur guna menurunkan biaya pemenuhan kebutuhan energi. “Keenam, diversifikasi pasar. Mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu untuk memitigasi risiko fluktuasi harga global melalui hilirisasi hingga produk jadi," katanya.

Rekomendasi ketujuh, lanjut dia, ialah soal masa depan sektor migas dan minerba. Menurut Bari, sektor migas dan minerba merupakan masa depan Indonesia.  "Dengan potensi SDA yang sangat besar, ditambah SDM unggul dan didukung aturan perundang-undangan untuk mendorong kemandirian, itu akan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan berkeadilan,” paparnya.

Bari menambahkan rekomendasi kedelapan ialah komitmen mendukung pemerintah Indonesia di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk terus memperkuat sektor migas dan minerba. Menurut dia, hal itu dilakukan dengan memberikan masukan dan implementasi kebijakan eksplorasi hingga hilirisasi dan menghadirkan alumni-alumni dan pemikiran terbaik untuk NKRI.

IAGL–ITB memberikan delapan rekomendasi untuk kemandirian energi dan minerba. Wakil Dirut MIND ID Dany Amrul juga mendorong peran aktif kampus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News