800 Keluarga di Batam Tanpa Listrik PLN
Jumat, 28 Oktober 2011 – 02:48 WIB
Dengan menggunakan genset biaya yang harus dikeluarkan warga pun harus bertambah untuk beli solar. Belum lagi solar saat ini sangat susah untuk didapatkan. Bahkan sebulan warga harus mengeluarkan biaya solar hingga Rp170 ribu per KK.
Menurut Alwi, warga yang tinggal di Teluk Lengung hanya bisa menikmati listrik genset empat jam setiap harinya mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB. Selain jam tersebut warga harus menggunakan kompos masak atau kayu bakar untuk memasak.
"Kalau lewat pukul 22.00 WIB, warga tidur dalam suasana gelap. Biasanya genset sudah dimatikan sebelum tengah malam. Kasihan mereka, hanya mendapatkan penerangan empat jam tetapi pengeluaran mereka untuk beli bahan bakar solar sangat mahal," ujar Alwi.
Bahkan mulai pagi hingga sore, warga yang tinggal di Teluk Lengung tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang menggunakan listrik. "Bayangkan, menonton televisi dan masak di rice cooker orang itu hanya bisa sore hari. Bandingkan dengan kehidupan kita di daerah kota ini. Semuanya sudah serba listrik," tambahnya. (jpnn)
BATAM - Kehidupan hingar bingar Kota Batam berbanding terbalik dengan kehidupan di pesisir. Di kecamatan Nongsa, misalnya, masih ada sekitar 800
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang
- Camat Diminta Lebih Peka Atasi Isu Wilayah dan Penyusunan Anggaran
- Tanah Longsor di Padang Lawas, 4 Orang Meninggal Dunia
- Irjen Andi Rian Kerahkan 1.471 Personel Kawal Pemungutan Suara Pilkada 2024 di Sumsel