81 Meninggal Dunia, 103 Orang Hilang dalam Bencana Banjir dan Longsor di NTT

81 Meninggal Dunia, 103 Orang Hilang dalam Bencana Banjir dan Longsor di NTT
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sebanyak 2.410 unit gardu listrik mengalami kerusakan akibat badai siklon tropis Seroja pada 3-4 April. Foto: ANTARA/HO-Alfons Rianghepat

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mencatat 81 korban meninggal dunia, menyusul peristiwa banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur, per Selasa (6/4) siang.

Doni mengungkapkan itu setelah rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo membahas penanganan banjir bandang dan longsor di NTT. 

"Korban jiwa yang meninggal sekitar 81 orang, tetapi mohon maaf data akan berubah setiap jam," kata Doni disiarkan melalui YouTube akun Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).

Menurut Doni, BNPB masih mencari 103 orang yang dinyatakan hilang setelah banjir bandang dan longsor. Mayoritas para korban hilang berada di Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata, NTT.

"Masih ada sejumlah korban hilang belum ditemukan," ujar eks Danjen Kopassus itu.

Selain korban jiwa, kata Doni, banjir bandang dan longsor mengakibatkan ratusan rumah rusak. Laporan yang diterima BNPB, 224 unit rusak parah di Kabupaten Lembata. 

"Rusak sedang 15 unit, rusak ringan 75 unit," ujar mantan Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspampres) tersebut. 

Di sisi lain, kata Doni, pemerintah telah menyiagakan dapur darurat yang ditujukan bagi para pengungsi terdampak banjir bandang dan longsor.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan masih dilakukan pencarian terhadap korban banjir dan longsor di NTT.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News