82 Persen Pendapatan Negara dari Pajak, Tax Amnesty Berapa?
jpnn.com, JAKARTA - Di era pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla, rata-rata kontribusi pajak terhadap pendapatan negara dan hibah mencapai 82 persen. Angka itu meningkat jika dibandingkan dengan era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I yang hanya 69 persen dan Jilid II 74 persen.
Deputi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan menyatakan, tax amnesty belum mencapai tujuan seperti di UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. ’’Nilai rupiah justru melemah pasca tax amnesty,’’ ungkapnya, seperti diberitakan Jawa Pos.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pada RAPBN 2019 yang diproyeksi Rp 2.142 triliun, 83 persennya disumbang dari sektor pajak. ’’Ada peningkatan signifikan di era Jokowi, tapi masih ada catatan pada program tax amnesty,’’ ucapnya.
Dana dari luar, ujar dia, tidak kembali ke Indonesia, tetapi justru pajak lebih banyak didapat negara dari dalam negeri.
Partisipasi wajib pajak (WP) belum maksimal dari peserta tax amnesty yang mencapai 965.983 atau 2,95 persen dari WP. ’’Pemerintah harus konsisten dengan tujuan awal,” jelasnya.
Pengamat perpajakan Yustinus Prastowo menuturkan, meski sosialiasi sudah dilakukan dengan masif, ada dua alasan orang tidak ikut tax amnesty. Pertama, mereka merasa bukan sasaran tax amnesty karena sudah benar dalam menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahunan.
’’Kedua, mereka meremehkan karena merasa nggak ada dampak,” katanya saat dihubungi Jawa Pos.
Seharusnya, yang penting dilakukan adalah tindak lanjut setelah tax amnesty. Yang sudah ikut tinggal diawasi apakah pembayaran ke depan bagus. ’’Yang belum ya diperiksa kalau tidak jujur,’’ sahutnya.
Pendapat negara di era pemerintahan Jokowi – JK sekitar 82 persen dari pajak dan hibah, kontribusi tax amnesty tidak maksimal.
- PPN 12% di Depan Mata, Investor Wajib Susun Strategi yang Lebih Adaptif
- Wihadi Gerindra Sentil Dolfie PDIP: Dia Tak Jelaskan Detail Pasal 7 Ayat 4 UU HPP
- Tim 8 Prabowo Soroti Kritikan PDIP Soal PPN 12 Persen
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Ini Peran Bea Cukai dalam Mendukung Kinerja APBN Tetap On Track hingga November 2024
- Harga BBM Tidak Naik Meski Ada PPN 12 Persen