888 Orang Dipasung di Jatim
jpnn.com, SURABAYA - Kasus pasung karena gangguan jiwa di Jatim kini mengalami kenaikan. Terutama dalam kurun tiga tahun terakhir.
Yakni, pada 2016 yang mencapai 716 kasus menjadi 888 kasus pada November 2018. Penyebabnya beragam.
Di antaranya, faktor himpitan ekonomi dan keinginan yang tidak terpenuhi. Akibatnya, mereka berperilaku agresif dan membahayakan.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso menyatakan, gangguan jiwa terbagi atas dua macam. Yakni, neurosis dan psikosis.
Gangguan jiwa neurosis terjadi karena depresi akibat beban kerja ataupun stres ringan. Selanjutnya, psikosis merupakan gangguan jiwa berat yang bisa berakibat pemasungan.
''Meningkat. Tapi, ada penurunan signifikan pada 2014 yang mencapai 2.500-3.000 kasus kini menjadi ratusan kasus,'' ujarnya.
Menurut dia, gangguan jiwa memang tidak bisa dihindari. Apalagi, setiap orang memiliki beban hidup masing-masing.
Namun, kasus pemasungan memang banyak menjadi perhatiannya. Sinergi dengan lintas sektor pun dilakukan, baik dinas sosial, pendekatan pendidikan, maupun pendekatan agama.
Orang yang mengalami gangguan jiwa dan dipasung keluarganya berasal dari beragam usia.
- Heboh Anak Memasung Ibu di Hutan, Begini Faktanya
- Kisah Pater Andi Hindarkan ODGJ dari Pasung
- Dinsos Menargetkan 2023 Jatim Bebas Kasus Pemasungan
- Kemensos Evakuasi Empat ODGJ dalam Pasungan di Cianjur
- Balai Phala Martha Evakuasi ODGJ Berinisial R yang Dipasung Selama 7 Tahun
- Adi Putra Mengamuk, Pecahkan Kaca, Lalu Memakannya