9 Negara ASEAN Kompak, Bye Bye Myanmar
Myanmar telah menjadi salah satu masalah yang paling memecah belah ASEAN sejak negara itu bergabung dengan perhimpunan pada 1997.
Kediktatoran militer yang dikecam oleh Barat karena aturan tangan besinya, menguji persatuan ASEAN dan merusak kredibilitas internasionalnya.
Amerika Serikat, Australia, Kanada, Korea Selatan, Inggris, dan Uni Eropa, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengungkapkan keprihatinan tentang "situasi mengerikan" di Myanmar sambil mendukung upaya mediasi yang diupayakan ASEAN.
"Kami menegaskan kembali dukungan kuat kami terhadap upaya berkelanjutan ASEAN untuk memetakan jalan keluar dari krisis saat ini," demikian pernyataan itu yang dirilis pada Jumat.
Pernyataan bersama itu juga mendesak Myanmar untuk bekerja sama dengan utusan khusus ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof.
Erywan telah memutuskan untuk tidak mengunjungi Myanmar bulan ini, kata beberapa sumber.
Dia bersikeras agar diizinkan untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar termasuk pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, untuk menemukan solusi atas krisis politik negara itu.
Namun, juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun mengatakan akan menerima kunjungan Erywan tetapi tidak akan mengizinkannya bertemu Suu Kyi yang telah dipenjara atas berbagai tuduhan kejahatan.
Para menlu ASEAN membuat keputusan itu dalam pertemuan khusus yang dilaksanakan secara virtual
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Presiden Prabowo Saksikan Serah Terima Kepemimpinan Kaukus ASEAN – ABAC dari Indonesia ke Malaysia
- Menko Airlangga Sebut Data Kebijakan Satu Peta Harus Aman, Tak Bisa Diretas
- Indonesia Dorong 4 Strategi Penguatan Kerja Sama Antar-Kepala Daerah BIMP-EAGA
- LKL International Bhd dan Fastech Perluas Bisnis Alat Kesehatan di Indonesia
- Pertamina International Shipping Pimpin Digitalisasi Industri Perkapalan ASEAN