9 Ton Daging Sapi asal India Marak Beredar di Daerah Ini
"Kalau benar begitu, berarti setiap hari satu keluarga makan 1 Kg daging sapi. Saya rasa KPPU harus kroscek lagi data tersebut," ungkapnya.
Ibrahim mengungkapkan daging beku impor yang masuk ke Batam melalui pelabuhan resmi sebanyak sekali seminggu. Dan semuanya dipasok oleh tiga importir resmi. "Satu minggu itu bisa diimpor satu hingga dua kontainer. Satu kontainernya isinya sekitar 22-24 ton," ujarnya.
Namun dia tak membantah adanya kemungkinan daging ilegal masuk melalui pelabuhan tak resmi. Sebab di Batam terdapat puluhan pelabuhan tikus yang tak bisa dipantau setiap saat.
"Tak mungkin kami awasi semuanya, dan kami juga sering melakukan razia. Kadang itu juga sudah bocor, mereka pindah ke tempat lain," ungkapnya.
Ketua Komisi II DPRD Kota Batam, Yudi Kurnain mengaku mendukung dibuka impor daging sapi. Sehingga kebutuhan daging sapi masyarakat Batam bisa terpenuhi. Namun di sisi lain pemerintah juga harus memastikan izin dan kelegalan daging tersebut.
"Dari awal-awal kita kan suarakan agar kran impor daging dibuka. Tapi tentunya harus legal dan resmi," ujar Yudi, kemarin.
Terkait pernyataan (KPPU) Kantor Perwakilan Batam yang menyatakan setiap hari ada 10 ton daging sapi ilegal masuk ke Batam, politikus PAN berambut gondrong itu mengaku perlu adanya bukti dan data yang kuat.
"Kalau memang ada kita harus buktikan, dari mana asal daging tersebut. Yang ngasih izin siapa. Apa mereka terlibat juga diperiksa. Yang penting ada data dan bukti," sebutnya.
BATAM - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Batam menyebut ada sekitar 10 ton daging sapi ilegal beredar di pasar Batam. Namun menurut BC Batam,
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda
- Hewan Dilindungi Macan Akar Mati Terlindas di Tol Dumai-Pekanbaru
- PAM Jaya Naikkan Tarif Air 2025, Pelanggan Ini Tak Akan Terkena
- DPRD Kota Bogor Dorong Transparansi dalam Pelaksanaan Program BisKita