90 Persen Alat Kesehatan Produk Impor
’’Bea masuk untuk impor bahan baku kami nol-kan. Sebelumnya, rata-rata bea masuk bisa mencapai 5–15 persen,’’ jelasnya.
Saat ini, bahan baku untuk industri alat kesehatan di Indonesia belum bisa tumbuh lantaran permintaan di hilir masih kurang.
’’Secara nilai ekonomi untuk memproduksi bahan bakunya masih belum bisa sehingga banyak produsen yang impor,’’ terangnya.
Padahal, pasar alat kesehatan di Indonesia terus tumbuh. Pada tahun ini nilai pasar alat kesehatan di Indonesia diperkirakan mencapai angka Rp 60 triliun dengan rata-rata pertumbuhan sepuluh persen per tahun.
Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat mengungkapkan, pihaknya meminta instansi pemerintah dapat menggunakan alat kesehatan lokal.
’’Kami melakukan seleksi dengan wajib SNI bagi produk alkes yang beredar di dalam negeri. Dari sisi harga, produk alat kesehatan lokal bisa bersaing 20–30 persen lebih murah ketimbang impor,’’ ujarnya.
Secara kualitas, alat kesehatan lokal cukup diakui oleh pasar global. Syarif menyatakan, dari total produksi alat kesehatan nasional, sebesar sepuluh persen telah diekspor ke pasar global. (vir/c20/sof/jos/jpnn)
SURABAYA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) Cristina Sandjaja mengatakan, produk impor mendominasi pangsa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital