90 Persen Belum Pernah Naik Pesawat
Kamis, 25 November 2010 – 08:13 WIB
’’Budaya oleh-oleh masih menjadi keharusan bagi jamaah haji kita. Jadinya, mereka coba-coba bawa aja. Bisa enggak ya ini masuk pesawat,’’ tambahnya. Akibatnya, proses pemulangan di bandara King Abdul Aziz tersendat. Sebab, barang bawaan jamaah pasti akan kena sweeping sebelum naik pesawat. Jika sweeping setiap penumpang makan waktu satu menit, butuh waktu cukup lama untuk memeriksa barang bawaan jamaah haji. Belum lagi di pesawat, barang bawaan kembali kena sweeping. ’’Sekitar 80 persen barang bawaan jamaah haji pasti di-sweeping,’’ kata dia.
Koordinator Packing dan Handling Garuda Andi Syarifudin Lewa mengungkapkan, bagasi jamaah diterima dari maktab (pemondokan) 24 jam sebelum keberangkatan. Setelah barang diterima, kopor-kopor itu ditimbang untuk disesuaikan dengan ketentuan batas maksimum barang bawaan penumpang, yakni 32 kilogram setiap jamaah. ’’Ada saja yang lebih berat. Tetapi, jika dalam satu kloter rata-rata volume angkutnya masih 32 kilogram, ya enggak apa-apa,’’ tuturnya.
Bila satu kloter rata-rata volume bagasi melebihi 32 kilogram, harus dibuang demi keselamatan penerbangan. Andi mengaku selama ini belum pernah ada komplain jika ada barang yang terpaksa dibuang. (wir/dwi)
JEDDAH – Ruwetnya penanganan pemulangan jamaah haji Indonesia tidak saja karena banyaknya penerbangan yang berebut slot time dan gerbang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Penembakan Siswa SMK oleh Oknum Polisi Cederai Rasa Keadilan Masyarakat
- Hak Konstitusional Firli Bahuri Harus Dihormati
- Jenderal Polri Menjamin Penanganan Kasus Penembakan Siswa Semarang Transparan
- Katarina Minta Jaksa Segera Eksekusi Pelaku Pemalsuan Akta Setelah Kasasi Dikabulkan
- Pensiunan Notaris Diduga Dikriminalisasi dengan Sengketa Perdata yang Dipidanakan
- Kebakaran Melanda Rumah Padat Penduduk di Tanah Abang, Ini Dugaan Penyebabnya