90 Persen Penularan Corona di Melbourne Diketahui Berasal dari Satu Keluarga
Penularan masih misteri
Photo: A genomic sequencing chart from the Doherty Institute shows the spread of coronavirus from the Rydges Hotel. The yellow dots on the left are positive cases from returned travellers, while the black dots are local cases connected to the returned travellers. (Supplied: COVID-19 Hotel Quarantine Inquiry)
Dr Alpren mengatakan bagaimana penularan virus corona di kedua hotel tempat karantina ini tidak diidentifikasi.
Namun dia mencatat adanya kontaminasi yang terjadi dalam kamar yang ditempati satu keluarga di Hotel Rydges pada 18 Mei.
"Hal ini membutuhkan bantuan dari staf perawat untuk menanganinya," tulis Dr. Alpren dalam keterangan tertulis ke komite khusus.
"Diduga keluarga ini mendapatkan persetujuan untuk keluar dari kamar mereka, didampingi oleh petugas keamanan. Ada kemungkinan terjadi penularan pada saat itu, namun, kasus-kasus yang terkait dengan kedua kejadian belum teridentifikasi," jelasnya.
"Penularan bisa terjadi langsung dari keluarga itu ke staf hotel atau melalui kontaminasi di area hotel yang kemudian menjangkiti staf hotel," tambah Dr Alpremn.
Kabar warga Indonesia di Victoria
Ada banyak warga Indonesia yang tinggal di kawasan 'hostpot' penularan virus corona di Australia.
Pengacara Andrew Woods, yang mewakili Rydges Hotels dalam keterangannya menyebutkan salah satu dari tiga staf pertama yang tertular dari keluarga tersebut adalah karyawan Rydges.
Sekitar 90 persen kasus aktif virus corona di negara bagian Victoria, Australia, berasal dari satu keluarga yang terdiri atas empat orang
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan