90 Persen Siswa Sudah Pernah Lihat Konten Pornografi
jpnn.com - CIREBON – Mayoritas pelajar baik itu tingkat SMP maupun tingkat SMA ternyata sudah pernah melihat konten pornografi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasat Binmas Polres Cirebon AKP Ali Mashar kepada Radar Cirebon (Jawa Pos Group) kemarin.
Menurut Ali, data tersebut ia dapat setelah melakukan kunjungan dan melakukan uji sampling di sejumlah sekolah di Kota Cirebon dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.
Dikatakan Ali, metode yang ia lakukan sebenarnya cukup sederhana. Dia datang ke sekolah tertentu bersama anggotanya dan meminta waktu kepada pihak sekolah untuk mengajukan beberapa pertanyaan.
Yang mencengangkan, hampir seluruh murid mengangkat tangannya ketika ditanya siapa saja yang sudah atau pernah melihat konten pornografi baik melalui media intenet, video, atau media lainnya.
“Hampir seluruhnya mengangkat tangan, hampir 90 persen, laki-laki dan perempuan, ini yang harus jadi perhatian kita, tanggung jawab kita sebagai orangtua agar memastikan anak-anak kita tidak salah dalam bergaul,” ujarnya.
Dikatakan Ali, dengan tekonologi sekarang yang begitu maju, untuk mengakses konten pornografi bukanlah hal yang sulit. Terlebih hampir seluruh siswa memiliki gadget canggih yang terkoneksi dengan internet.
“Untuk menekan itu, kita seringkali melakukan pemeriksaan ke sekolah-sekolah, memang belum ketahap penindakan, kita masih lakukan sosialisasi tentang bahayanya,”imbuhnya.
CIREBON – Mayoritas pelajar baik itu tingkat SMP maupun tingkat SMA ternyata sudah pernah melihat konten pornografi. Hal tersebut disampaikan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu