90 Ribu Pemilih Baru Menjelang Plebisit Pernikahan Gay di Australia
![90 Ribu Pemilih Baru Menjelang Plebisit Pernikahan Gay di Australia](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
![90 Ribu Pemilih Baru Menjelang Plebisit Pernikahan Gay di Australia 90 Ribu Pemilih Baru Menjelang Plebisit Pernikahan Gay di Australia](http://www.abc.net.au/cm/rimage/6836582-16x9-large.jpg?v=4)
Sekitar 90 ribu warga Australia mendaftarkan diri untuk dimasukkan dalam daftar pemilih setelah diumumkannya plebisit pernikahan sesama jenis yang akan dilaksanakan lewat pos.
Batas waktu bagi pendaftaran adalah hari Kamis (24/8/2017), dan hanya mereka yang sudah mendaftar akan mendapatkan kiriman kartu suara. Mereka akan diminta memberikan suara mendukung atau menolak pernikahan sesama jenis di Australia.
Komisi Pemilihan Australia (AEC) mengeluarkan data terbaru setelah batas waktu tersebut.
AEC menerima 765 ribu permintaan dari pemilih yang sudah berhak sebelumnya untuk dimasukkan ke dalam daftar pemilih atau mereka yang hendak memperbaiki informasi data diri mereka, sehingga kartu suara dikirimkan ke alamat yang tepat.
Dari jumlah tersebut, 90 ribu di antaranya merupakan pemilih baru.
Komisioner AEC Tom Rogers mengatakan jumlah ini signifikan, karena "ada kecenderungan dari pemilu lalu yang menunjukkan angka pendaftar berada di titik tengah."
Meski AEC bertanggung jawab memperbaiki daftar pemilih, namun KPU Australia tersebut bukanlah lembaga yang akan melakukan plebisit lewat pos ini.
Tugas tersebut akan dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (ABS).
Sekitar 90 ribu warga Australia mendaftarkan diri untuk dimasukkan dalam daftar pemilih setelah diumumkannya plebisit pernikahan sesama jenis yang akan dilaksanakan lewat pos.
- Prabowo Setelah 100 Hari: Makin Berjarak dengan Jokowi?
- Dunia Hari Ini: PM Israel Ancam Hentikan Gencatan Senjata
- Kaum Muda Australia Lebih Memilih Tidak ke Dokter
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Resmi Berlakukan Tarif Impor Baja dan Alumunium
- Dunia Hari Ini: Penampilan Ed Sheeran di Jalanan Diberhentikan Polisi India
- Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos