94 vs 72

Oleh Dahlan Iskan

94 vs 72
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Anak buah Anwar terus mendesak Mahathir agar segera memberi kepastian: kapan akan menyerahkan jabatan ke Anwar.

Sebaliknya, anak buah Mahathir mendesak agar tidak perlu memberikan jabatan perdana menteri ke Anwar. Janji politik, kata mereka, bukanlah UU --bukan pula konstitusi.

Bahkan anak buah Mahathir sudah menyiapkan langkah kuda. Siapa tahu Anwar mengeluarkan Mahathir dari koalisi Pakatan Harapan.

Mahathir --kata anak buahnya itu-- bisa menggandeng UMNO ke dalam koalisi baru. Toh sama-sama berideologi Islam, Pribumi, dan Melayu. Daripada tetap dengan Anwar yang dinilai sudah terlalu tunduk ke partai Tionghoa, DAP.

Anak buah Mahathir ini sudah menghitung kekuatan kursi di parlemen. Mereka yakin koalisi Pribumi Bersatu dan UMNO --ditambah lainnya--bisa mengalahkan PKR plus DAP.

Namun Mahathir tidak suka dengan langkah kuda seperti itu. Langkah kuda anak buahnya itulah yang dianggap Mahathir sebagai 'kudeta internal'.

Mahathir marah besar. Terutama karena akan mengajak UMNO itu.

Reputasi Mahathir memang akan habis kalau UMNO digandeng dalam koalisi-baru-menendang-Anwar ini.

Apa boleh buat. Demi mengalahkan musuh, musuhnya musuh pun bisa diajak menjadi teman --meski musuhnya musuh itu juga musuhnya sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News