9.965 Hektare Lahan Pertanian Rusak Akibat Erupsi Gunung Sinabung
jpnn.com, KARO - Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sudah kembali tenang, sehari setelah erupsi dahsyat disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 kilometer.
Hingga Kamis (3/8) sore, gunung api yang masih berstatus awas level IV itu tak ada mengalami erupsi.
Namun tadi malam sekira pukul 22.06 WIB, terjadi erupsi lagi. Visula tertutup kabut, angin lemah sedang ke arah Timur-Tenggara, Amplitudo 70 mm dengan lama gempa 707 detik.
Gunung yang mulai meletus pada akhir 2010 lalu itu, kemarin hanya mengalami guguran awan panas sebanyak satu kali.
“Hari ini Sinabung belum ada mengalami erupsi. Hanya ada guguran awan panas tadi pagi sekitar pukul 5 subuh. Itupun hanya satu kali, Sinabung mulai terlihat tenang,” kata Armen Putra, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung saat dihubungi Sumut Pos (Jawa Pos Group), Kamis (3/8) petang.
Meski sudah tenang, namun Armen menegaskan, aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Karena itu, pihaknya tak bisa memastikan soal sampai kapan gunung tersebut akan tetap bersikap tenang.
“Statusnya masih Awas Level IV, kegempaan dan aktivitas vulkaniknya juga masih tinggi. Jadi gunung ini bisa saja sewaktu-waktu erupsi lagi. Memang sangat sulit kita memprediksinya,” aku Armen.
Sementara itu, hasil pemantauan pihaknya, hingga kemarin belum ada tanda-tanda akan terjadinya banjir lahar dingin yang sebelumnya dikawatirkan BNPB bakal terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.
Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sudah kembali tenang, sehari setelah erupsi dahsyat disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 kilometer.
- Pengawasan Terhadap Peredaran Sarana Pertanian Palsu-Ilegal Harus Dilakukan Bersama
- Terinspirasi Tanah Karo, Dipha Barus Rilis Lagu Surak
- Kementan Terbitkan Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Demi Swasembada Pangan
- Wamentan Sudaryono Optimistis Jambi Bisa Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, Ini Alasannya
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, untuk Wujudkan Ketahanan Pangan