Abaikan Kemarahan China, Amerika Penuhi Janji Rp 5,2 T kepada Taiwan
jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat pada Jumat mengumumkan bantuan militer untuk Taiwan senilai USD 345 juta (sekitar Rp 5,2 triliun) untuk meningkatkan kemampuan pertahanan pulau itu.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Joe Biden mendelegasikan Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk "mengarahkan penarikan hingga USD 345 juta dalam bentuk barang dan jasa pertahanan dari Departemen Pertahanan, dan pendidikan serta pelatihan militer, untuk memberikan bantuan kepada Taiwan."
Juru bicara Pentagon memberi keterangan kepada Anadolu bahwa "penarikan itu mencakup kemampuan pertahanan-diri yang dapat digunakan Taiwan untuk meningkatkan pencegahan saat ini dan di masa yang akan datang."
"Sistem yang termasuk dalam paket bernilai jutaan dolar itu mengatasi persediaan pertahanan kritis, pengetahuan multi-medan, anti-lapis baja, dan kemampuan pertahanan udara,” tambah juru bicara itu.
Paket tersebut disahkan setelah Kongres menyetujui bantuan militer senilai USD 1 miliar (sekitar Rp 15 triliun) untuk Taiwan di bawah anggaran Otoritas Penarikan Presiden (PDA) tahun 2023.
Saat ditanya mengenai kemungkinan dikeluarkannya pemberitahuan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby tidak memberikan perincian dan hanya menjawab "pantau terus"
"Sudah jelas kami menjalankan tanggung jawab kami terhadap Taiwan dan meningkatkan kemampuan pertahanan diri mereka secara sangat serius," kata Kirby.
"Tidak ada yang berubah tentang hal itu. Dan kami akan terus mencari cara untuk melakukannya," tambah dia.
Amerika Serikat membuktikan komitmennya kepada Taiwan di tengah tekanan dafi China yang terus menguat
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Terungkap! WNI Jadi Korban Kerja Paksa dan Eksploitasi Finansial di Kapal Taiwan
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan