Abaikan Penderitaan Muslim Uighur, MBS Dukung Program Deradikalisasi Tiongkok
jpnn.com, BEIJING - Saat umat Islam di berbagai penjuru dunia mengecam perlakuan Tiongkok terhadap etnis Uighur di Xinjiang, Pangeran Muhammad bin Salman alias MBS justru bersikap sebaliknya. Dia justru mengisyaratkan mendukung kebijakan tersebut.
BACA JUGA: Tuntut Uighur Merdeka, Alumni 212 Sambangi Kedubes Tiongkok
Hal itu disampaikan sang putra mahkota dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping di Beijing, Jumat (22/2). MBS mengatakan bahwa Arab Saudi menghormati dan mendukung program deradikalisasi Negeri Tirai Bambu.
"Tiongkok berhak mengambil langkah anti-terorisme dan deradikalisasi demi menjaga keamanan nasional," ujar MBS menjawab ajakan Presiden Xi untuk memperkuat kerja sama penanggulangan teror dan penyebaran paham ekstrem.
"Saudi Arabia menghormati dan mendukung hal itu dan bersedia memperkuat kerja sama dengan Tiongkok," tambah dia seperti dilansir CCTV.
BACA JUGA: Alasan Pangeran MBS Pilih Tiongkok ketimbang Indonesia dan Malaysia
Putra Raja Salman itu memang tidak spesifik bicara mengenai penahanan muslim Uighur. Dia bahkan sama sekali tidak menyinggung kelompok minoritas muslim terbesar kedua Tiongkok tersebut. Namun, pernyataanya jelas klop dengan klaim Tiongkok bahwa muslim Uighur tidak ditahan, melainkan mendapat pelatihan di kamp deradikalisasi.
Kepada Presiden Xi, MBS juga menegaskan bahwa hubungan Arab Saudi dengan Tiongkok bebas dari masalah. Tidak lupa dia menyampaikan komitmen Saudi untuk menaruh investasi senilai USD 10 miliar (Rp 140 triliun) di Tiongkok. (dil/jpnn)
Arab Saudi ternyata tidak peduli terhadap penderitaan muslim Uighur. Hal itu terungkap dari pertemuan Pangeran MBS dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping
Redaktur & Reporter : Adil