Abaikan Perseteruan, Golkar, PDIP dan PD Mestinya Berkoalisi
Selasa, 17 Maret 2009 – 18:25 WIB
Dia menilai pemerintahan yang saat ini berkuasa, adalah pemerintahan tanpa mandat, karena hanya bermodalkan menang dan tidak didukung oleh 50 persen lebih suara pemilih. "Klaim-klaim yang menyebut keberhasilan pemerintah sesungguhnya tidak logis, karena pemerintah tak punya mandat yang semestinya didapat melalui pemilu," tegasnya.
Arbi juga menyesalkan persepsi soal pemerintahan yang kuat, yang dinilainya juga salah kaprah. "Kok, pemerintahan yang kuat itu mengarah pada kepentingan penguasa, bukan kepada kepentingan rakyat?” tanya Arbi pula.
Ini menurutnya, tergambar jelas dari struktur APBN yang hanya mengalokasikan budget bagi rakyat sebesar 20 persen. Sementara sisanya sebesar 80 persen untuk kepentingan pemerintah itu sendiri. "Pragmatisme bangsa ini sudah mengarah kepada pelanggaran UU dan melupakan etika dan estetika," komentar Arbi lagi.
Di tempat yang sama, Satya Arinanto melihat adanya pembelokan tujuan reformasi, yang semula hanya menuntut dua hal, masing-masing kebebasan pers dan mencabut dwifungsi ABRI, kini terperosok menjadi sistem parlementer, yang dimulai ketika DPR secara sengaja dan sistematis melanggar UU. "Akhirnya, partai politik yang tidak lolos PT dibolehkan (juga) mengikuti pemilu langsung," kata Satya.
JAKARTA - Untuk kebaikan dan kepentingan bangsa Indonesia secara keseluruhan, tiga partai, masing-masing Golkar, PDIP dan Demokrat, haruslah berkoalisi.
BERITA TERKAIT
- HUT ke-52 PDIP: Megawati Perintahkan Kader Bonding dengan Rakyat
- Pemerintah Pertimbangkan Melantik Dahulu Kepala Daerah Tak Bersengketa di MK
- Dituding Berperan Memenangkan Istri di Pilkada Serang, Mendes PDT Merespons
- Megawati Anggap Ganjar Sudah Benar Bersikap Tolak Kedatangan Israel ke Indonesia
- Ahmad Yohan DPR Minta Pemerintah Bergerak Cepat Atasi Wabah PMK Sapi
- Megawati Kritik Kinerja KPK, Cuma Mau Ubek-Ubek Hasto, Tidak Usut Kasus Lain